48 - Ketemu Mang Tejo

456 64 35
                                    

Chanyeol dan nayeon sama sama terdiam memandang taman yang ada di depan, mereka gugup dan sama sama tidak tahu harus berbicara apa.

"makasih nay, loe udah ada disaat gue butuh" chanyeol menundukkan kepalanya "padahal gue gak ada disaat loe bener bener membutuhkan gue" nayeon menghembuskan nafasnya mendengar apa yang diucapkan chanyeol. luka itu memang masih terasa, tapi nayeon ingin melupakannya. Ia ingin mencoba berdamai dengan masa lalunya. "maafin gue" lirih chanyeol

Nayeon tersenyum lirih "mungkin lukanya gak akan bisa sembuh dengan cepat, tapi gue udah maafin loe yeol" ucap nayeon, chanyeol mengangguk ia tahu kesalahannya membuat orang yang dicintainya terluka. Chanyeol bersyukur nayeon masih bisa memaafkan semua kesalahannya.

"gimana keadaan om? Apa semakin membaik?" –nayeon

Chanyeol menggeleng "gue gak tahu, dokter masih mengatakan hal yang sama. Sulit untuk sembuh" chanyeol diam, nayeon pun diam. "andai aja papah gak serakah, andai papah setia sama mamah. Semua gak akan kaya gini, andai aja papah gak lukain orang yang gue cintai mungkin gue bisa hidup tanpa beban yang seberat ini. gue ingin sekali menyalahkan papah dan mengatakan semua ini karena dia yang egois, gue benci dia. Sangat membenci dia" nayeon menatap chanyeol yang menatap kedepan, matanya menjelaskan bahwa chanyeol sedang tidak tentu arah. "tapi entah kenapa saat liat papah dengan kondisi seperti itu perasaan gue hancur, ada sebagian di dada gue yang terasa sangat sakit. Dia udah jahat sama loe nay" chanyeol menatap nayeon dengan berkaca – kaca "dia udah sakitin nyokap, gue kai sama sehun. Gue benci, gue bener bener benci, kenapa gue ingin papah sembuh" lirih chanyeol dengan menunduk.

Nayeon merasakan apa yang dirasakan chanyeol, sebuah perasaan bersalah yang menghantuinya. Nayeon menghembuskan nafasnya dan menggenggam tangan chanyeol

"berdamai sama masa lalu yeol, gue udah ikhlasin semua. Kalo loe kaya gini, gimana sama nyokap loe disana? Apa tante akan tenang liat anaknya kaya gini?" nayeon menggelengkan kepalanya "enggak yeol, tante gak akan tenang liat anaknya kaya gini. sebenci apapun anak sama orang tuanya, mereka tetap orang tua kita. Dengan atau tanpa kesalahan yang mereka perbuat."

Chanyeol menatap kedua mata nayeon dan tidak sengaja air matanya menetes kembali, chanyeol memeluk nayeon. Ia tidak ingin nayeon melihat chanyeol yang sedang menangis, nayeon masih diam saja. Ia tidak tahu mengapa jantungnya berdegup tidak biasa, nayeon hendak melepaskan pelukannya namun chanyeol menahannya.

"sebentar aja, biarin gue meluk loe nay" lirih chanyeol.

***

Tinggal dua hari lagi nayeon dan chanyeol berada di Indonesia. Sebelum keberangkatannya, nayeon dan chanyeol akan mengunjungi sekolahnya dan taman dimana mereka terbiasa lari pagi. Nayeon sudah memakai sepatu, ia sedang membuka ponselnya karena mendapatkan pesan dari chanyeol.

Chanyeol

LINE

Chanyeol : nay, gue di depan

Nayeon tersenyum dan bangun, ia menghampiri kedua orang tuanya yang sedang menonton tv

"mah, pah. Nayeon berangkat dulu ya" nayeon mencium punggung tangan kedua orang tuanya dan mencium pipi mereka. tuan dan ny im tersenyum

"hati hati, chanyeol udah ada di depan?" –tuan im

"iyah pah, nay berangkat" –nayeon

"hati hati sayang" –ny im

Nayeon memberikan jempolnya dan berjalan ke luar, seperti keinginan chanyeol. ia menggunakan kaca mata dan masker sama seperti chanyeol agar tidak ketahuan orang orang.

"lari pake ini emang gak akan aneh ya?" tanya nayeon

Chanyeol terkekeh "sebenernya aneh sih, tapi biar gak ketahuan" –chanyeol

something in the pastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang