"semangat belajarnya" chanyeol mengusap kepala nayeon, ia berusaha membuat nayeon semangat.
Nayeon masuk kelas dan di kelas sudah ada momo dan juga rose. nayeon duduk dan melirik rose, rose diam saja seakan tidak pernah mengenal nayeon
"nay" panggil momo
Nayeon menengok dan tersenyum "kenapa mo?" –nayeon
"nanti pulang ke café yang ada didepan yuk. Soalnya baru buka" –momo
Nayeon menatap momo dan kemudian menatap rose "s..sorry gue gak bisa mo, gue gak bisa ngabisin uang sembarangan sekarang" –nayeon
Momo diam, ia mengerti nayeon sedang tidak punya uang "pakai uang gue nay, gue traktir. Yah yah" –momo
"sory mo" –nayeon
"ya udah" momo pergi keluar namun sebelum itu ia menaruh sebuah kertas di balik tangan nayeon agar nayeon membacanya. Nayeon diam, kalau momo memberi surat itu artinya nayeon harus membacanya sendiri agar tidak ada orang tahu isi suratnya. Nayeon memasukan kertasnya ke dalam saku baju.
***
Sekarang nayeon sedang berada di toilet dan membuka kertas pemberian momo.
Nay, ada sesuatu yang harus gue katakan sama loe. tapi terlalu beresiko kalo mengatakan langsung. Makanya gue menulis surat ini, nay. Gue minta loe gak nyerah, loe balik ke rumah loe apapun yang terjadi, karena.. karena gue denger rose mau ambil seluruh kekayaan nyokap bokap loe. gue denger rose nelfon di taman belakang, dan ini semua kayanya rencana keluarga rose. gue gak sengaja lewat dan denger pembicaraannya. Gue mohon loe balik, dan buktiin ke nyokap bokap loe kalo rose orang yang gak baik.
Nayeon kembali melipat suratnya dan memasukkan ke dalam saku.
Bel pulang sudah terdengar, nayeon sedang membereskan buku buku. Momo sudah pergi terlebih dahulu.
Kring..kring..
Nayeon mendengar suara ponsel, dan menengok ke samping. Ia melihat rose menerima panggilan.
"hallo mah? Kenapa?" –rose
".........................."
"oh iyah, ini rose udah keluar kok" –rose
"........................................."
"iyah, nanti rose beliin. Mamah tungguin rose yah" –rose
Nayeon mengepalkan tangannya mendengar percakapan rose di telfon, nayeon yakin seratus persen bahwa yang menelfon rose adalah mamah nayeon sendiri.
Nayeon tersenyum lirih. Rose berjalan pergi, nayeon bangun dan menghentikkan rose dengan sebuah perkataan
"gue gak ngerti, loe itu gak tahu malu atau emang gak punya malu" –nayeon
Rose membalikkan tubuhnya dan menatap nayeon tajam
"maksud loe apa?" –rose
"gue kasian sama loe rose, segitu menyedihkannya loe sampai merebut keluarga gue" nayeon tertawa, rose mengepalkan tangannya.
"jaga ucapan loe" –rose
"jaga? Loe fikir selama ini gue gak ngejaga omongan gue? Loe fikir kenapa gue diem aja tanpa ngelawan loe?" –nayeon
Rose diam. Nayeon menatap rose sendu "karena gue masih nganggep loe sahabat gue" nayeon menjeda ucapannya dan tersenyum "gue bukan takut, sama sekali gak ada perasaan takut didiri gue. gue cuma kasian sama loe rose, loe tahu kenapa? Loe ngehalalin segala cara agar merebut kebahagiaan gue. Loe dapet apa? oh dapet kebahagiaan baru? Hasil dari menghianati sahabat sendiri?" –nayeon
KAMU SEDANG MEMBACA
something in the past
Fanfiction(sudah selesai) Bagaimana jika ada sesuatu yang menimpamu di masa lalu dan kamu tak ingin mengingatnya lagi? Bagaimana jika takdir kembali membawamu pada masa lalu yang berusaha kamu jauhi?