Seungcheol menghempaskan pantatnya pada sofa, melemaskan badannya setelah beberapa jam membersihkan rumah barunya yang lumayan luas sambil menelusuri tiap ruangan yang belum semua ia gunakan.
Matanya terpejam untuk sedikit mengistirahatkan badannya, walau tak seberat olahraga Gym namun Seungcheol akui melakukan kegiatan rumah tangga terasa lebih merepotkan.
'Ting!'
Suara dari mesin cuci di halaman belakang terdengar samar, suasana rumah begitu sunyi karena kelima anaknya tengah bersekolah, jadi suara dari kejauhan pun bisa ia dengar.
Ia bangkit menuju halaman belakang untuk mengurus baju yang selesai dikeringkan oleh mesin cuci, memasukannya pada keranjang plastik dan menggantungkan baju-baju itu di tempat penjemuran.
Sebenarnya mereka sudah membagi tugasnya masing-masing untuk melakukan pekerjaan rumah tangga atas inisiatif ke lima anaknya dan Seungcheol tak dapat tugas apapun selain melakukan pekerjaannya sebagai seorang penulis. Tapi jika sempat, ia akan mengerjakan semuanya dengan senang hati seperti saat ini.
Setelah selesai dengan jemurannya, ia terdiam sejenak memperhatikan rumah sebelah.
Jika dipikir-pikir ia belum berinteraksi dengan tetangga-tetangga barunya, ada pun hanya satu orang dan dia tak tahu namanya, ia hanya tahu jika orang itu menempati rumah yang kini sedang ia perhatikan.
"Mungkin aku akan mengunjunginya bersama anak-anak nanti"
Gumannya lalu mengembalikan keranjang plastik ke tempat semula.Melangkah masuk kerumahnya, ia baru ingat masih ada kamar-kamar anaknya yang belum ia cek. Kakinya melangkah menaiki anak tangga, dimulai dari kamar yang paling dekat dengan tangga yaitu kamar Seungkwan.
Bibirnya tersenyum mendapati kamar anak terakhirnya cukup rapi dan begitu pun dengan kamar anak yang lainnya. Mereka memang anak-anak yang baik, batinnya.
Setelah selesai dengan kamar anak tertuanya, Seungcheol kembali mendudukan dirinya di sofa semula dan kini ia tak tahu harus melakukan apa lagi sampai menunggu untuk menjemput anak-anaknya.
Tapi, rasanya ia melupakan sesuatu yang seharusnya ia lakukan. Ada yang tahu?
Oke, mungkin sedikit berjalan keluar mencari udara segar bisa merefresh ingatan.
Oh benar, Seungcheol seketika teringat dengan percakapannya dengan Wonwoo tadi pagi saat ia melewati kolam itu.
"Hmm.. Harus ku apakan ikan ini?"
Gumannya sambil berkacak pinggang dipinggir kolam, matanya bergerak memerhatikan gerak-gerik ikan sepanjang kakinya itu.Jika diperhatikan lama-lama Seungcheol jadi takut sendiri, pantas saja Wonwoo dibuat paranoid olehnya.
"Oke.. Mungkin aku akan menangkapnya terlebih dahulu"
Pikirnya sambil berlalu kedalam rumah dan kembali dengan trash bag ditangannya dan celana training nya berubah menjadi celana Boxer..
.
.
.
.
.
.
.
.
Jeonghan, begitulah orang-orang memanggilnya. Lelaki yang cukup dikenal banyak orang didesa karena wajahnya yang cantik dan kulit putih bersih, tak heran banyak orang akan mengira ia wanita sebelum mendengar suara lelakinya.
Kali ini, ia berjalan keluar rumahnya menuju rumah tetangga baru di sebelah dengan satu kotak ukuran sedang berisi kue tart yang ia buat sendiri.
Pipinya mengembung, menghela napas untuk menghilangkan gugup karena teringat kejadian dua hari yang lalu saat ia tidak sengaja memekikan kata-kata memalukan dan dengan tidak sopannya langsung pergi karena malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Single Papa [SVT]
FanfictionMenceritakan kehidupan Choi Seungcheol si Alpha yang menjadi Papa tunggal yang protektif kepada ke 5 anak Omega cantik nya. "Aku begitu menyayangi mereka, rasanya 90% nyawaku ada pada mereka" Warn! Omegaverse BxB Age Switch #1 meanie // 010319