Soonhoon : Fish, Sunset, and Kiss

9.4K 1.3K 220
                                    

"Jeonghan! "

Pergelangan tangannya tiba-tiba ditahan oleh Seungcheol dan menghentikan gerak Jeonghan yang hendak melangkah keluar mobil.

"Apa?"
Tanya Jeonghan tanpa melirik pria disebelahnya.

"untuk yang tadi, aku benar-benar minta maaf dan tolong jangan difikirkan. Aku.. "

Jeonghan masih diam mendengarkan, dengan pergelangan tangan yang masih digenggam Seungcheol.

"Aku harap hal ini tak merusak hubungan kita sebagai tetangga. Dan.. Aku masih ingin berhubungan baik denganmu seperti biasa. Kau tahu, anak-anak begitu menyukai masakanmu, jadi kupikir.. Aku akan selalu memesan makananmu dan menjadi langganan di kafemu"

Setelah dirasa cukup Seungcheol memberi penjelasan, lelaki cantik itu pun mendongak, menatap Seungcheol dan tersenyum seadanya. Ia pun Mengangguk.
"ng, aku mengerti. Kau juga, hyung. Tidak usah minta maaf segala"

'Aku yang harusnya tahu diri' lanjutnya, meringis dalam hati. Ini memang sakit, tapi ia harus bersikap seperti biasa agar dirinya tidak terlihat lebih memalukan lagi dari kejadian tadi sore.

"Ka.kalau begitu.. Aku harus pergi"
Matanya melirik pada pergelangan tangannya yang belum dilepas Seungcheol.

"Oh, maaf"
Ucap Seungcheol sambil melepas genggamannya dan beralih menggengam kepala persneling.

" Ayo, Chan"
Tanpa banyak berbasa-basi, Jeonghan melangkah keluar dari mobil. Diikuti Chan yang duduk di kursi belakang mereka.

"kami permisi, ahjussi.. Selamat malam"
Ucap Chan, mewakili salam yang tak Jeonghan ucapkan, pasalnya lelaki cantik itu terlihat tak fokus dan ingin buru-buru memasuki kafe.

Senyum pria tampan itu luntur saat Jeonghan juga Chan memasuki kafe yang tengah ramai pengunjung itu. Menghela napas panjang, Seungcheol masih merasa berat akan rasa bersalah. Padahal Jeonghan sudah berbaik hati mau mengabulkan permintaan Wonwoo dan malah berbohong jika ia tidak sibuk, tapi balasannya malah kekecewaan dihati pria cantik itu.

----

Dua hari kedepan adalah akhir pekan, Jihoon dan kawan-kawan juga guru beladiri mereka, Hyujin memiliki banyak waktu untuk berlatih lebih giat lagi. Dan Hyujin sudah memutuskan untuk membawa ketiga muridnya berlatih di alam bebas, guna meningkatkan kualitas berlatih mereka.

Ditambah, ia punya seseorang yang tahu betul seluk-beluk desa ini bahkan seluk beluk hutan pun sudah tak asing baginya.

"Ke.kenapa kau disini!? "
Jihoon yang sudah siap dengan barang bawaannya dan baru saja membuka pintu tiba-tiba gelagapan saat mendapati senyum lebar dan dua mata segaris didepannya.

"Hai Jihoonnie, Hyujin-ssi.. Selamat malam.. Oh, selamat malam juga, ahjussi.. "
Sapanya berseri-seri, pada tiga orang dihadapannya.

"Dia.. Tak akan ikut dengan kita, kan?"
Tanya Jihoon pada Mingyu dan Seokmin yang berdiri dibelakang Soonyoung. Remaja mungil itu terlihat menghela napas untuk mengontrol gugupnya.

"Maaf, Jihoon. Tapi Soonyoung Hyung sangat penting untuk mendampingi perjalanan kita. "
Jawab Mingyu yang tahu jika Jihoon kurang bersahabat dengan Hyungnya.

"Dia petanya seluk-beluk daerah ini"
Tambah Seokmin.

"Mohon kerja samanya.. "
Ucap Soonyoung masih dengan keceriaannya yang awalnya cukup mengganggu Jihoon. Ya, awalnya, karena sekarang.. mungkin Jihoon sudah terbiasa atau malah..

Tidak, mana mungkin Jihoon menyukai kebisingan dari mulut seseorang? Terutama Soonyoung.

"oh, kalau begitu aku harap kau mau menjaga anakku"
Pinta Seungcheol.

Single Papa [SVT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang