Eundae : Home

9.2K 1K 386
                                    




Sosok yang tengah terbaring itu tersenyum kala menyadari dua bocah tengah menyembulkan kepala mereka di pintu ruangan dimana ia dirawat.

"Hai, Jisoo, Wonwoo"
Sapanya ceria walau keadaanya nampak lemas.

Kedua bocah itu berlari kecil menghampiri ranjang dengan raut khawatir, melihat beberapa luka dan lebam di wajahnya yang nampak menyakitkan.

"Eundae hyung.. Hueee.. "
Tangis Jisoo, si bocah lelaki manis berusia enam tahun saat ia sampai di samping ranjang. Tak lama, bocah yang lebih muda dua tahun ikut menangis terbawa suasana.

"H.hey.. Kenapa kalian menangis? Aku baik-baik saja sungguh"
Ucapnya, berbanding terbalik dengan wajah dan sekujur tubuhnya yang dihiasi memar dan luka.

"Maafkan aku, Hyung tertabrak karena aku.. Hiks aku tidak mau hal buruk terjadi padamu.."

Eundae terdiam mendengar rengekan Jisoo, seketika wajahnya pucat pasi mengingat kembali kecelakaan itu.

"Hiks, aku akan jadi anak baik, tolong maafkan aku.. "

Tatapan tegangnya beralih pada Jisoo yang nampak begitu terpukul, merasa miris, kenapa anak sekecil ini harus terbawa dalam insiden mengerikan yang ia alami.

"Jisoo, ini bukan salahmu, jadi jangan bersedih"

Mendengar itu membuat Jisoo sedikit tenang, kini tangisnya berubah menjadi isakan. Ia mengusap matanya lalu menatap Eundae dengan raut murungnya.

"Tapi jika aku tidak diam di tengah jalan Hyung tidak akan tertabrak mobil.. "
Ucapnya serak.

"tidak, orang yang mengendarai mobil itu, dia sengaja menabrakku"
Ucap Eundae dengan nada datar lalu tanpa sadar tenggelam dalam lamunan.

"ng? Kenapa pengendara itu sengaja melakukan hal yang membahayakan orang lain?"
Tanya Jisoo tak mengerti, telunjuk kecilnya bergerak mengusap cairan bening dari hidung kemerahannya.

"Ah, lupakan apa yang kukatakan. Sekarang bagaimana anak kucing yang kau selamatkan waktu itu?"
Tanya Si lelaki manis mencoba mengalihkan pembicaraan.

"um, dia baik-baik saja. Sekarang Wonwoo memeliharanya"
Jawab Jisoo sambil melirik Wonwoo, mengusap kedua mata adiknya menggunakan pergelangan kaus panjangnya saat melihat kedua mata sipit itu basah pasca menangis.

"Wah, bagus sekali. Aku ingat kau sangat menginginkan anak kucing untuk dipelihara, tapi papamu belum sempat membelikannya, bukan?"

Wonwoo mengangguki ucapan Eundae.

"Aku ingin menyapa adik bayi, apa dia baik-baik saja?"
Wonwoo mengangkat tangan kecilnya mencoba meraih perut Eundae, alisnya terangkat heran saat merasa perut itu tak sekeras sebelumnya.

"Tidak ada adik bayi"
Jawab Eundae membuat kedua bocah itu terkejut. Panik, sang omega pun memutar otaknya untuk mencari alasan yang tepat agar tidak menyakiti hati kedua bocah itu.
"sa.saat perutku membesar kukira ada bayi di dalamnya, ternyata itu hanya karena aku banyak makan"
Ucapnya diakhiri dengan kekehan kecil.

Jisoo dan Wonwoo terdiam menanggapinya, mereka merasa lelucon itu lebih seperti berita sedih.

Eundae meremat selimut yang menutup kakinya hingga pinggang saat dirasa sesuatu mencabik-cabik kembali hatinya yang masih tak rela kehilangan sang calon bayi. Ia mengalihkan perhatiannya pada pintu yang tak tertutup sempurna demi melupakan sakit hatinya dan tidak meledakkan tangisnya di depan kedua bocah tak bersalah itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 18, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Single Papa [SVT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang