Seoksoo : Mate

10K 1.2K 285
                                    

Hari yang paling dihindari kebanyakan murid sekolah akhirnya datang, Choi bersaudara adalah lima dari kesekian banyak murid yang merasa hidupnya terasa makin berat di hari ini.

Ya, hari senin. Bukan, bukan karena mereka pemalas. Tapi kehidupan sekolah baru mereka yang membuat mereka ingin sekali menghindari hari senin. Dan nahas nya, tiap hari disekolah ini bagaikan hari senin bagi mereka.

Kelimanya kompak menarik-hembuskan napas secara bersamaan sebelum memasuki gerbang sekolah. Bergandengan tangan seolah dengan cara itu mereka bisa terhindar dari bahaya yang mungkin terjadi, hm.. Kecuali tatapan sinis dari orang sekitar.

Satu persatu dari mereka pun memisahkan diri, dimulai dari Seungkwan yang pergi menuju bangunan sekolah dasar dan seperti biasa Jihoon ikut dengannya untuk menemaninya. Lalu Minghao dan Wonwoo yang sudah memasuki kelasnya dan kini tinggal Jisoo yang berjalan menuju kelasnya di bangunan SMA.

"Jam terakhir, jangan lupa"

Jisoo tersentak saat telinganya digelitiki oleh bisikan seseorang dan saat ia menengok, orang itu adalah salah satu bawahan Minsu. Kalau tak salah namanya adalah Han.

Si manis mengangguk tanpa melihat ke mata lelaki tinggi itu.

Puas dengan jawaban Jisoo, Han pun melengos dengan seringai tipis di wajahnya setelah sempat mengelus pucuk kepala Jisoo.

----

"Come"

Jisoo menelan ludahnya kasar sambil mendongak menatap seseorang yang tengah berdiri di dalam bilik toilet. Satu tangannya terangkat, menahan pintu bilik itu terbuka dan mengisyaratkan Jisoo untuk masuk kedalam.

Ragu, namun seakan tak punya pilihan lain, Jisoo akhirnya masuk kedalam bilik sempit itu tanpa harus disuruh dua kali.

Han, lelaki itu kini mengurung Jisoo dengan kedua tangannya pada tembok. Menatap Jisoo dengan seringai seperti pemangsa yang berhasil menjerat mangsanya.

"Kau mengambil keputusan yang bagus, Choi Jisoo. Karena dengan hanya memberikan tubuhmu, aku akan sepenuhnya mengabdi padamu"
Ucap Han dengan suara seraknya.

"kau tahu, Park Minsu sudah bukan primadona lagi jika disandingkan dengan omega secantik dirimu. Apa yang kau mau, perlindungan? Anak buah? Kekuasaan? Atau mungkin.. Balas dendam? Setelah ini kau bisa menjungkir balikan hidup perempuan jalang itu hanya dengan jentikan jarimu"
Jelasnya dengan nada ingin menunjukan bahwa ia cukup hebat.

"Aku hanya ingin kau membiarkan aku dan adik-adikku bersekolah dengan tenang dan batalkan perkelahian itu"
Ucap Jisoo dengan suara bergetar, mau bagaimana pun ia tetap merasa ketakutan walau sudah berusaha menahannya.

"Heh, hanya itu?"
Han sempat terdiam dengan mulut terbuka tanpa sepatah kata, dan setelahnya ia terkekeh lalu menggedikan bahu santai.
"Aku tak masalah jika nanti kau berubah pikiran. Menjadi seorang yang berkuasa itu menyenangkan, tahu"
Lanjutnya lalu memutuskan untuk mengambil tindakan awal dengan mendekatkan wajahnya pada Jisoo yang masih ia perangkap diantara kedua tangannya.

Belum sempat ia menurunkan wajahnya lebih dekat lagi pada Jisoo, Omega manis itu memalingkan mukanya secara refleks. Walau pikirannya terus meyakinkan bahwa ini adalah jalan keluarnya namun badannya masih menolak untuk melakukannya.

Jisoo mengepalkan tangannya, meyakinkan diri untuk menahan rasa jijik yang kini menyerangnya. Ia kembali mendongak dengan mata tertutup rapat.

Sebagai seorang Omega, ini adalah satu-satunya hal yang bisa ia lakukan untuk melindungi adik-adiknya, dan Jisoo bukanlah seorang kakak yang malah membebani mereka, batin si manis yang tengah berharap apa yang akan lelaki tinggi itu lakukan padanya tidak seburuk yang ia bayangkan.

Single Papa [SVT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang