Choi family : Will Papa get mad?

13.8K 1.8K 194
                                    

Seungcheol menutup pelan pintu kamarnya dengan ekspresi kalut, pembicaraannya bersama kelima anaknya barusan memenuhi pikirannya.

"Mama ya.."
Gumannya sembari meletakan potongan cake pada meja kerjanya, tepat disamping komputernya.

"Aku terlalu nyaman dengan anak-anaku sampai lupa dengan hal ini"
Ia mendudukan diri diranjang, bersender pada kepala ranjang dan meluruskan kakinya.

Kepalanya mendongak, menerawang menatap langit-langit kamar.

Mencari orang yang cocok menjadi Mama untuk anak-anaknya bukanlah hal yang mudah, terlebih beberapa dari mereka adalah omega. Mereka pasti akan mundur saat tahu kalau Seungcheol adalah pria dengan banyak anak dan beberapa dari mereka adalah omega. Wanita zaman sekarang banyak yang tidak mau repot mengurus anak dan bergengsi tinggi, jika mendapatkan yang seperti itu ia khawatir anak-anaknya akan disakiti.

Dan tentu saja, sosok Jeonghan yang sempat dibawa-bawa kedalam obrolan tadi melintas di benaknya.

Dia cantik, suaranya lembut untuk ukuran laki-laki dan jujur Seungcheol sempat terpesona oleh rupa nya saat pertama melihat. Fisiknya sangat memenuhi kriterianya, jika Sosok seperti Jeonghan muncul saat masa Sma nya mungkin ia akan jadi salah satu sasaran Seungcheol untuk dikencani.

Pria kepala tiga lebih itu terkekeh mengingat masa Sma nya yang tak jauh dari kenakalan remaja, menghamburkan uang orang tua dan bersenang-senang dengan koleksi pacarnya.

Ia menggeleng, kembali ke realita. Tak mau bernostalgia lebih jauh lagi atau.. Hal yang susah payah ia lupakan terngiang kembali.

Sfx : dering ponsel

Mata berbulu lentik yang sempat terpejam itu terbuka saat mendengar dering ponsel yang ia kenal. Ya, itu ponsel yang tadi ia cari.

Dari suaranya yang agak samar ia tahu jika itu berasal dari luar kamarnya. Lelaki tampan bermarga Choi itu pun bangkit melangkahkan kakinya menuju pintu.

Saat tangannya bergerak membuka sedikit pintunya, ia bisa mendengar bisik-bisik suara anak-anaknya yang sepertinya tengah panik.

"Seungkwan, kenapa ponselnya malah berdering?"
Ini suara Jihoon.

"A.aku yakin sudah menonaktifkan kartu simnya agar tak ada yang bisa menelpon"
Jawab Seungkwan panik, setelahnya dering ponsel Seunhcheol tidak terdengar lagi.

"Kenapa tidak dimatikan saja sekalian?"
Wonwoo ikut menimpal.

"Habis.. aku tak tahu Papa memasang alarm untuk makan malam"

"Maaf, itu aku yang memasangnya. Papa selalu melupakan jam makannya jadi.."
Kali ini Jisoo yang bercicit.

"Hyung..."

"Hehehe.."

Merasa heran dengan percakapan anak-anaknya Seungcheol lantas membuka pintu bersamaan dengan kekehan Jisoo. Semua menengok cepat kearah pintu kamar Seungcheol, matanya memicing menatap kelima anaknya curiga.

Di lempari tatapan tersebut dari Papanya, kelima bersaudara itu hanya diam dengan mata membulat, meneguk saliva dengan berat secara bersamaan.

"Apa yang barusan kalian bahas?"

Seungcheol melangkah mendekati sofa dimana anak-anak cantiknya berkumpul. Kelima anaknya tak merespon, mereka hanya melirik satu sama lain.

"Apa kalian menyembunyikan ponsel Papa?"

"Ti.. Tidak.."
Guman Seungkwan yang menggenggam ponsel milik Seungcheol.

"Lalu kenapa ponselnya ada di tangan Seungkwan? kalian juga tidak memberitahu Papa saat Papa mencarinya tadi"

Single Papa [SVT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang