Wellcome : Matrial arts coach

11.6K 1.6K 275
                                    

'sret'

Seokmin mengeluarkan tiga lembar kertas dari ranselnya, remaja tampan berhidung mancung itu berjalan ke meja dihadapannya lalu meletakan kertas itu di atasnya. Si pemilik tempat duduk mendongak menatapnya tanya, Seokmin balas menatap teman berpostur mungil itu lekat dan serius.

"apa itu?"
Mingyu yang duduk di depan Jihoon berbalik sambil mengambil lalu memperhatikan lembaran yang Seokmin berikan.

"itu brosur pendaftaran ekskul beladiri SMP, aku baru saja mendapatkannya setelah mencari asistennya sejak kemarin. Dia tak bisa diam di satu tempat, aku cukup kesusahan mencarinya walau dilingkungan sekolah"

Jihoon dan Mingyu saling lirik, tangan Mingyu terulur dengan salah satu kertas untuk memberikannya pada Jihoon.

"kau niat juga"
Komentar Jihoon sambil membaca bio yang harus di isi.

"bagaimana?"
Tanya Seokmin serius, kedua tangannya terlihat mengepal menunggu jawaban dua orang dihadapannya.

"jadi... Kita benar-benar akan melawan anak SMA?"
Mingyu balik bertanya.

"kau ragu?"
Timpal Jihoon.

"tentu saja tidak, aku selalu berfikir untuk segera menendang bokong mereka sejak kejadian kemarin!"

"kalau begitu tunggu apa lagi? Ayo, kita harus melihat seperti apa ekskulnya sebelum mendaftar"
Jihoon bangkit sambil menenteng tasnya lalu menatap kakak beradik itu bergantian.

Mingyu mengangguk cepat lalu ikut bangkit, ia dan Jihoon sama-sama menatap Seokmin yang entah kenapa memasang raut terharu.

"ayo"
Ucap Seokmin sambil mengangguk semangat, dengan langkah semagat mereka bertiga pun melengos keluar kelas dengan Seokmin memimpin.

"jadi, ekskul beladiri apa yang akan kita ikuti?"
Tanya Mingyu sembari mensejajarkan langkahnya dengan Seokmin.

"apa saja"

"ha?"

"maksudku, semuanya"

"ha!?"

Mingyu menatap bingung pada Seokmin yang dengan entengnya mengucapkan hal berlebihan itu.

"kenapa tidak gulat saja yang jelas-jelas adalah keahlian tiga orang itu?"

Sambil tetap berjalan, Seokmin menatap Mingyu lekat.

"mereka bukan pegulat biasa, mereka menguasai lebih dari satu ilmu beladiri seperti karate dan tinju. Aku sudah mencari informasi tentang tiga keparat itu"

Mingyu meringis mendengarnya, memikirkan akan seperti apa nasibnya nanti setelah melawan tiga orang yang tak sembarang itu. Mereka bisa melakukan lebih dari satu beladiri sedangkan ia dan Seokmin hanya petarung yang ala kadarnya, mereka petarung jalanan yang hanya tahu pukul memukul, serang menyerang dan kalah atau menang. Pertarungannya tak bertumpu pada tehnik apapun, hanya mengandalkan emosi dan kekuatan.

Walau selama ini Mingyu dan Seokmin tak pernah sekalipun kalah dalam pertarungan, tapi mereka hanya melawan orang-orang seusia mereka, mereka belum pernah mencoba melangkah lebih jauh karena mereka pikir mereka akan menghadapinya nanti, saat usia mereka bertambah dan kemampuan bertahan juga kekuatan mereka pun bertambah sesuai dengan umur mereka.

Walau begitu, tak ada niat sedikit pun Mingyu untuk mundur. Keberanian Jihoon membuat dirinya yang awalnya malas untuk keluar dari zona aman menjadi dirinya yang penuh ambisi, bahkan Seokmin yang jauh lebih malas dari dirinya pun tiba-tiba mendapatkan tekad yang kuat untuk keluar dari zona amannya.

Tapi menguasai lebih dari satu ilmu beladiri hanya dalam waktu satu minggu itu mustahil bukan? Yang ada mereka hanya buang-buang tenaga dan yang mereka dapat hanya dasar ilmu beladirinya. Terkadang otak Seokmin selalu tumpul jika emosinya campur aduk.

Single Papa [SVT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang