GyuSeokHoon, Fighting!

8.3K 1.2K 203
                                    

Di sebuah klinik yang diperuntukan khusus untuk anak-anak, terdengar kegaduhan dari seorang pria dewasa yang nampak kewalahan menangani amukan seorang balita di gendongannya sebab tak mau menghampiri dokter yang akan memberinya suntikan kesehatan.

"Tidak mauu!"
Teriak balita bermata sipit yang menjadi sumber kegaduhan.

"Jihoon, percayalah disuntik itu tidak menyakitkan"
Ucap Pria yang tengah kewalahan menahan bobot bocah berusia 4 tahun yang tengah berontak di gendongannya.

"Tuan Choi, saya pikir lebih baik anda masuk ruangan dulu saja, biar dokter yang membujuk anak anda"
Ucap seorang suster yang baru keluar dari ruang pemeriksaan.

Seungcheol pun mengangguk dan mengikuti langkah suster itu, tak mengindahkan Jihoon yang makin keras meneriakan kata penolakan.

Anak itu berhenti berteriak dan meronta. Ia mulai menangis karena kesal, takut dan sakit hati karena papanya tak mengindahkan rengekannya.

Bibirnya mengerucut, menekuk kebawah, iris kecil yang bercucuran air mata itu menatap nyalang pada sosok yang sebenarnya begitu menyayanginya, namun kali ini Jihoon meragukan kata sayang yang sering dia ucapkan.

Setelah ini, Jihoon berniat tak akan bicara untuk waktu yang lama pada papanya dan tak akan memakan sayur apapun yang ada di piring. Pokoknya ia akan marah dalam waktu yang lama, tekadnya.

Namun sosok tampan itu malah membalas tatapan tak bersahabatnya dengan senyuman, membuat Jihoon sedikit terenyuh dan mulai ragu untuk marah pada papanya.

Pintu ruang rawat terbuka, Jihoon yang mulanya merasa sedikit tenang kembali panik saat mereka hendak memasuki ruang tersebut.

"Jihoonie, semua akan baik-baik saja. Jisoo hyung dan Wonwoo hyung pernah melakukannya dan mereka tak kenapa-kenapa, justru mereka sekarang sehat karena telah diberi obat ya--"
Dengan amat lembut, Seungcheol tak bosannya menjelaskan namun ucapannya terpotong oleh teriakan Jihoon.

"Tidak mauuu!!"

'Bugh!'
Tangan kecil itu memukul sudut mata sang papa tunggal dengan kepalan tangannya.

Mata Seungcheol membelalak, merasakan sensasi luar biasa yang diciptakan oleh pukulan anak mungilnya.

Suster yang melihat kejadian itu pun segera menahan kedua pundak Seungcheol saat keseimbangan tubuhnya terganggu.

"T.tuan,anda tidak apa?"
Ia pun membantu Seungcheol duduk di kursi tunggu yang berada di dekat pintu ruang rawat.
"Oh, ya ampun. Sudut mata anda menghijau!"
Paniknya saat mendapati sisi wajah tampan Seungcheol mulai menghijau.

"Hueee.. Papa.. Kau yang memintanya, aku hanya tak mau disuntik, kenapa kau memaksaku!? Huaaa!"
Tangis Jihoon pun meledak, merasa amat bersalah dengan apa yang barusaja ia lakukan.

"Sa.saya akan mengambilkan kompresan! Tung--"

"Jihoon! Papa tidak percaya ini, kau kuat sekali!"
Pekikan senang juga raut bangga nan berbinar yang terpancar dari wajah tampannya membuat suster yang hendak pergi itu menatap Seungcheol syok.

'Kenapa tuan ini malah senang dipukul anaknya?'
Batinnya tak habis pikir.

"Hiks.. Tapi papa terluka.."
Cicitan Jihoon yang masih merasa bersalah pun Seungcheol balas dengan senyum lebar hingga matanya yang sedikit berair efek pedih dari pukulan itu menyipit.

Ia memggeleng, lalu mengecup dua pipi gembil yang basah oleh air mata.

"Tidak, Papa justru kagum. Jihoon masih kecil, tapi pukulannya sangat kuat. Bukankah itu adalah sebuah bakat?"

Single Papa [SVT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang