Fiance

8.7K 1.1K 267
                                    

Cukup lama Seungcheol diam memperhatikan lorong kosong hingga ia meragukan perkataan Taesung, ia pun berbalik menghampiri taesung dengan perasaan kesal. Bisa-bisanya lelaki itu mempermainkannya disaat seperti ini.

"Hei, kau membohongiku, ya!? Tak ada satu orang pun ada disana maupun melewati lorong itu!"

"aa.. Begitu, ya? Kan aku hanya bilang itu firasatku saja.."
Ucap Taesung beralasan sambil menyunggingkan cengiran.

"Ada apa denganmu?"
Saat ini Seungcheol tak bisa sedikit pun diajak bercanda, ia dengan paksa menggeser pundak Taesung.
"Minggir, aku ingin melihat anakku--"
Seungcheol termangu menatap apa yang terjadi pada Jihoon dan temannya dari layar Laptop.

"Ke.kenapa perkelahiannya jadi ramai begini!?"
Panik Seungcheol, tak pikir panjang ia pun hendak berlalu menyusul Jihoon.

Taesung hendak menahan Seungcheol, namun ia terlambat dan pria lima anak itu sudah berlari pergi.

"Hei! Memangnya kau tahu arah lapangannya?"
Terlambat, Seungcheol sudah hilang entah kemana.

----

'Sial! Dimana lapangannya?'
Batin Seungcheol sambil terus berjalan dengan langkah lebar dan tergesa-gesa.

Ia mengerang frustasi saat berbelok dan malah mendapati dirinya berada di benteng pemisah kawasan sekolah dengan pemukiman.

Saat kembali menelusuri lorong kelas yang sudah kosong, seseorang yang tengah berada di suatu ruangan menyadari keberadaannya dari balik kaca jendela. Ia yang melihat gelagat Seungcheol yang tak biasa pun memilih untuk menghampirinya.

"Seungcheol-ssi!"
Panggil orang itu.

"Jun?"
Ya, orang itu adalah si guru magang tampan, Yoon Junhui.

"Sedang apa anda disini? Kenapa terlihat buru-buru?"
Jun memasang raut heran, tentu saja, siapa orang tua siswa yang akan berjalan tergesa dengan raut paniknya di sekitaran sekolah saat sekolah mulai sepi.

"Oh, syukurlah ada kau. Tolong antar aku ke lapangan, anakku ada disana."

"Lapangan yang mana? Di kawasan ini ada sekitar 8 lapangan, termasuk tiga lapangan indoor di tiap tingkatan sekolah"
Jelas Jun.

"Aku tidak tahu! Anakku sedang berkelahi disana dan aku sudah buang-buang waktu mondar-mandir di sekolah ini"

Tentu saja Jun terkejut, ia tak tahu apa-apa soal masalah ini karena disibukkan dengan pekerjaannya.

"semua lapangan pasti di gunakan oleh murid-murid yang tengah menjalani ekskul, kecuali satu lapangan yang tak terpakai. Kurasa mereka disana"

Setelah mengatakan itu, Jun pun berjalan cepat diikuti Seungcheol menuju tempat yang dimaksud.

---

Di sebuah lorong tempat loker-loker berjajar, tiga anak terlihat tengah duduk di kursi panjang.

Anak yang lebih tua merangkul dua adiknya, ekspresi ketiganya nampak kalut diselimuti kekhawatiran.

Jihoon bilang, mereka tak boleh menghampirinya. Itu kenapa kini Wonwoo beserta dua adiknya duduk menunggu di tempat yang tak terlalu jauh dari lapangan tempat Jihoon berada.

"Hyung, Apa Jihoon Hyung akan baik-baik saja?"
Guman Minghao yang tengah menyenderkan kepalanya pada bahu kurus Wonwoo.

"Tentu, mereka sudah berlatih"
Ucap Wonwoo walau dia sendiri tak yakin dengan ucapannya.

"Papa.. Tak akan curiga? Bagaimana kalau dia sudah datang menjemput?"
Kini Seungkwan yang bertanya.

"Papa tak akan menjemput, Jihoon sudah beralasan sekolah ini mengadakan Jam tambahan dan akan pulang satu jam lebih lama"
Jelas Wonwoo.

Single Papa [SVT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang