Akhirnya tibalah hari yang ku nantikan. Aku pergi ke kampus diantar oleh ayah. Sesampai di kampus mataku mencari-cari dimana gengku. Ternyata mereka duduk di bawah pohon ketapang di samping kantin.
"Wooyyyy..Maa...sini lo...ngapain lo disana" suara cempreng Umar memanggilku
Aku pun bergegas berlari ke arah mereka. Aku merasa takjub dengan penampilan mereka. Biasa nya ketika ada perkuliahan penampilan mereka bak pemuda culun sekarang penampilan mereka berubah bak pendaki gunung profesional.
" Keren amat...lo pada semua" kataku...
" Iya dong...kali aja ada cewek yang mau sama kita" Ozan menjawab dengan cueknya
" Iyaaa dehhh...yg jones semua" kata ku sambil tertawaTINNN...TINNNN.... itu suara mobil jemputan yang siap mengangkut kami. Kami pun dengan tertibnya naik ke mobil bak terbuka tersebut. Dosen pembimbing kami mengiringi dengan menggunakan motor
Ternyata perjalanan yang ditempuh cukup jauh ditambah gerimis yang mulai jatuh membasahi bumi. Sudah beberapa kampung yang terlewati. Akhirnya kami tiba di suatu jalan yg hanya menggunakan aspal kasar serta jalan berlubang lubang. Jalan yang dilewati pun naik turun gunung. Dengan takjub ternyata di balik gunung ini ada sebuah desa yang hanya dihuni 20 kepala keluarga.Kami pun turun dari mobil yang kami naiki. Disana kami disambut oleh kepala desa dan warga kampung. Mereka sangat senang dengan kedatangan kami. Ternyata para senior MAPALA sudah lebih dahulu tiba disana. Mereka memberi pengarahan kalau tempat yang kami tuju masih jauh dan hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki dengan jalan setapak. Mereka memberikan arahan dan petunjuk. Mereka mengingatkan untuk menjaga sikap dan sopan santun kami.
Pada saat aku mendengarkan penjelasan dari kakak-kakak mapala tersebut. Aku merasa ada orang yang memperhatikan ku dari arah samping kananku. Ketika ku tengok aku tak melihat seorang pun yang memperhatikanku. Namun..mataku menangkap kalau salah satu dari pria yg berada di barisan Mapala itu terlihat salah tingkah dan selalu menunduk. Aku pun tak ambil pusing. Mungkin hanya kebetulan saja dia memperhatikan ku.
Daaannn..setelah arahan selesai...kami mulai melangkahkan kaki menyusuri jalan setapak menuju hutan rimba. Jalan tersebut hanya dapat dilalui oleh satu orang saja. Aku dan gengku pun berjalan beriringan. Dapat ditebak formasi kami adalah dengan aku berjalan di depan dan para punggawa berada di belakangku.Mereka berceloteh yg kadang menimbulkan perdebatan kecil.
Kami pun terus memasuki hutan yang semakin lebat ditemani rinai gerimis. Di tengah perjalanan aku mengatakan pada gengku untuk beristirahat sejenak. Mereka pun setuju. Teman-temanku yang lain pun berjalan melewati kami yang duduk beristirahat.
Jujur saja, semenjak memulai perjalanan di awal tadi aku merasa ada orang yang sengaja mengikuti ku. Setelah dirasa cukup beristirahat aku meminta pada geng ku untuk menukar posisi..yaitu aku di belakang dan mereka di depan, dan mereka setuju.
Pertukaran posisi ini sengaja ku lakukan..aku ingin mengetahui siapa yang mengikuti ku. Setelah beberapa ratus meter berjalan aku merasa kembali kalau ada yang mengikutiku. Refleks aku berbalik...
Aku terpana...dia..salah satu dari Mapala itu...dia tersenyum ke arah ku
" Haaaiiii..." kataku
Dia tersenyum..dan terlihat malu" IMAAAAAAAAA... cepetan......." lagi-lagi umar memanggilku
Brengsek..umar..bikin aku kaget
" kaka...salah satu dari mapala itu kan...mau jalan bareng"kata ku
Dia tersenyum lembut...kemudian dia berkata"yaa....maaf..kenalkan nama ku Yudi...dan maafkan aku yg sudah bikin kamu tak nyaman dengan mengikuti kamu""Gak..papa ka...."
"Yuuudiiiiiiiii...." suara teriakan seorang wanita mengagetkan ku. Wanita itu mendekat kepada kami. Dari penampilannya ia terlihat kelelahan.
" Yudii...kamu kenapa ninggalin aku" kata nya sambil menggelendot manja
"Emmm..gak papa..."
Yudi melirik ku dengan salah tingkah
"Yudiii....ayyoo...jalan" perempuan itu terlihat sangat manja kepada YudiAku tahu diri kutinggalkan mereka. Ku susul teman-temanku. Sekilas kulihat Yudi dengan wajah masam berjalan bergandengan dengan perempuan itu