Sebuah Asa

2.5K 92 0
                                    

Yuda tak membuang waktu, ia menelpon beberapa kenalannya yang ahli dalam bidang perkebunan. Tak lupa ia juga menelpon ayah Ozan untuk meminta izin untuk memanfaatkan lahan perkebunannya.   Tentu saja ayah Ozan memberikan izin kepadanya.

Yudi mencari istrinya yang sedang memasak di dapur. Ia memeluk Ima dari belakang. Ima yang asyik memasak berjengit kaget. Yudi menciumi lekuk leher Ima.

"Sayangg...."
"Mmmhhh"
"Aku akan memulai usaha baru...itupun kalau kau izinkan..."
"Apa sayang....."
"Lahan disamping akan ku manfaatkan untuk perkebunan bunga...sekarang prospek nya lagi bagus, aku sudah minta izin pada ayah Ozan"

Ima terdiam, ia berbalik. Menangkupkan kedua tangannya pada wajah suaminya. Ia tersenyum.

"Sayang...apapun yang kau lakukan aku akan mendukungmu..demi anak kita"
"Terima kasih sayang...kau istri terbaikku"

Yudi memeluk Ima, dan menciumi ubun-ubunnya. Ciuman itu turun ke wajah dan telinganya. Kemudian ke bibirnya. Ciuman mereka semakin dalam dan intens. Lidah mereka bertaut. Tangan Yudi meremas bokong Ima. Ima terengah merasakan nikmat ciuman suaminya. Tiba-tiba ia tersadar.

"Ka...Yudi....Ikan gorengku gosong...."

Yudi tertawa, ia sudah membuat istrinya melupakan ikan yang digorengnya.
~
~
Hari ini Yudi akan memulai kegiatannya. Sahabat-sahabat mereka juga datang membantu. Bahkan Ozan membawa traktor milik ayahnya untuk digunakan menggemburkan tanah pertanian tersebut. Mereka bersemangat sekali, mereka berharap sahabat mereka Yudi dan Ima dapat terbantu.

Untuk jenis tanaman bunga Yudi berinisiatif untuk menanam berbagai jenis mawar. Bahkan Andy sengaja mencari berbagai bibit bunga mawar yang langka agar dapat dibudi dayakan.

Dari beranda terasa Ima tersenyum memandang hamparan lahan yang sudah di traktor tersebut. Disisi lain ia lihat suami dan sahabat-sahabatnya asyik bercanda. Ia merasa sangat bahagia dengan keadaannya sekarang. Tangannya tak henti-henti mengelus perutnya dibisikkannya harapan untuk buah hatinya.

Yudi menghampiri Ima yang duduk sedang memperhatikan.

"Kamu bahagia sayang...."
"Ya..sayang..tak pernah merasa sebahagia ini..aku beruntung punya kamu dan sahabat-sahabat yang baik"

Dipenghujung senja yang cerah ini mereka berpelukan berharap hari esok lebih baik.

Kutemukan Cintaku di Kaki GunungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang