Hari-hari Yudi dan Ima semakin berbahagia. Hal itu disebabkan usaha mereka semakin maju dan hubungan mereka dengan orang tua Ima yang semakin baik. Tak jarang Azqa juga sering ikut kakek dan nenek mereka menginap di rumah mereka. Atau kedua orang tua Ima yang sering juga menginap di kediaman Ima.
Namun tidak untuk Yudi, ia terakhir mendapat kabar kalau kedua orang tua nya sudah meninggal dunia karena penyakit stroke yang dideritanya. Ia mendapat berita tersebut dari orang kepercayaannya yang kebetulan lewat di sekitar tempat tinggal kedua orang tuanya. Perusahaan ayahnya kini ditangani oleh Yuda kakak dari Yudi.
Ketika mendapat berita tersebut Yudi menangis. Walau bagaimana pun mereka merupakan kedua orang tua kandung Yudi. Ima mengerti kalau jauh di lubuk hati Yudi sebenarnya ia merindukan kedua orang tua nya namun Yudi selalu teringat perlakuan kedua orang tua nya dimasa lalu.
Sore itu Yudi termenung di gazebo belakang rumahnya. Ima mendekati Yudi sambil membawakan teh hangat. Kebetulan Azqa diajak kakek dan neneknya menginap di rumah mereka.
"Yang...minum dulu"
"Iya..yang..."
"Yang...kenapa???masih mikirin masalah itu?"
"Iya yang..aku bingung..aku merasa hatiku bagai 2 mata uang yang berlawanan, satu sisi aku merindukan kedua orang tuaku walau hanya pusara nya yang dapat aku lihat sekarang ini, disisi lain hatiku berkata dan membuat aku selalu teringat perlakuan mereka kepadaku tempo hari"Ima beringsut mendekati Yudi, dan mengenggam tanganya.
"Yang, walau bagaimana pun mereka tetap kedua orang tua mu, dan orang tua ku juga. Orang tua selalu memberikan yang terbaik untuk anaknya. Apabila suatu saat mereka keliru yakinlah mereka tidak ada sedikitpun niat untuk menyakiti anaknya. Ikhlaskan lah mereka yang...maafkanlah mereka"
Air mata Yudi mengalir, Ima memeluk Yudi. Ia tahu Yudi saat ini rapuh.
"Yang..ajak aku bersama mu ke makam ayah dan ibu mu..mereka juga orang tua ku"
Yudi mengeratkan pelukannya kepada Ima. Ia berjanji akan berusaha mengikhlaskan rasa sakit yang dulu pernah dirasanya.
"Makasih yang...kamu mau mengerti aku..kamu istri yang baik"
"Jadi, kapan kita berangkat"
"Lusa ya...supaya Azqa bisa ikut juga"
"Iya yang..."Yudi sangat beruntung memiliki istri seperti Ima