Semua yang berada di ruangan tersebut sangat terkejut mendengar suara tersebut. Jelas itu merupakan suara Ima, cepat-cepat Ipang memanggil dokter untuk memeriksa keadaan Ima.
"Bagaimana Dok keadaan anak kami"
"Anak ibu dan bapak masih belum ada perubahan, kita tunggu saja perkembangan selanjutnya"
"Baik Dok, lakukanlah yang terbaik buat anak kami'
"Ya..Pak Bu..kami akan berusaha semampu kami, jangan lupa kita juga harus berdoa kepada Allah SWT agar Ima diberikan kesembuhan"
"Amin..Baik Dok"
Dokter dan perawat meninggalkan ruangan tersebut. Ipang menatap Ima yang sedang terlelap. Ia mengusap rambut Ima dengan lembut. Ia berharap Ima cepat sadar kembali.
"Nak Ipang..kita sama-sama berdoa semoga Ima cepat sadar kembali"
"Iya pak..bu..Ipang selalu mendoakan yang terbaik buat Ima"
Kedua orang tua tersebut menyeka air matanya ketika mendengar perkataan Ipang. Entah bagaimana selama ini Ipang dapat menyembunyikan perasaannya pada Ima selama bertahun-tahun. Ima sangat beruntung dicintai oleh dua orang laki-laki yang rela berkorban untuknya.
~
Sore itu, semilir angin di pemakaman terasa sangat sejuk. Ipang mengunjungi makam Yudi dan Azqa, setelah membacakan surah Yasin, Ipang belum mau beranjak dari makam tersebut.
"Yud..gimana kabar lo..maaf udah lama gue gak ke sini. Ima masih belum sadar juga, gue tahu rasa cinta kepada elo lah yang membuat Ima susah bangkit kembali. Yud..gue mau jujur sama elo, akhirnya jua gak bisa lagi nyembunyiin perasaan gue selama ini. Gue akui..kalo gue cinta sama Ima, walaupun gue gak bisa gantiin elo tapi gue harap Ima bisa menempatkan gue disisi lain di hatinya"
Ipang sedikit terisak ketika mengucapkan pengakuan tersebut di makam Yudi. Ia tahu Yudi lah cinta sejati Ima, sedangkan terhadap dirinya perasaan yang dirasakan Ima hanyalah sebagai seorang sahabat kepada seorang sahabat. Namun Ipang berusaha meyakinkan dirinya kalau persahabatan itu dapat berubah menjadi rasa cinta di kemudian harinya walaupun itu butuh proses yang panjang.
