Setelah pergerakan tangan Ima tempo hari, sampai saat ini kondisinya masih belum menunjukkan kemajuan. Ia masih belum sadar dari komanya. Total sudah 3 bulan Ima koma. Ipang masih dengan setia menunggu Ima, sepulang bekerja ia selalu menyempatkan diri ke Rumah Sakit.
Selama 3 bulan ini banyak hal yang terjadi. Usaha peninggalan Yudi mengalami kemunduran. Hal tersebut dikarenakan tidak ada pemimpin mereka, selain itu ada beberapa karyawan yang berkhianat sehingga perusahaan yang tadinya menanam saham malah menarik sahamnya. Berkat Ipang dan teman-temannya akhirnya mereka dapat membongkar praktik kecurangan yang terjadi.
Sungguh tak disangka ternyata dalang dibalik semuanya adalah Yuda, Cindy dan seseorang yang berasal dari masa lalu yaitu Ifa. Akhirnya diketahui bahwa Cindy dan Ifa masih bersaudara sepupu. Motif mereka untuk menghancurkan usaha Yudi adalah dendam pribadi. Yuda merasa iri karena Yudi sekarang mempunyai perusahaan yang besar, sedangkan Cindy dan Ifa motifnya yaitu Cinta. Sudah sejak lama mereka mempunyai dendam kepada Ima, hal itu dikarenakan Yudi tidak membalas Cinta mereka.
Setelah melalui berbagai penyelidikan, akhirnya diketahui juga bahwa pelaku teror terhadap keluarga Yudi adalah mereka juga. Dan terungkap fakta mengejutkan. Bahwa Yuda sudah membayar orang untuk membuat rem mobil yang dikendarai Yudi menjadi blong. Sehingga Yudi tidak bisa mengendalikan mobilnya pada malam yang naas itu.
Kenyataan-kenyataan tersebut sungguh sangat mengejutkan bagi keluarga Ima dan sahabatnya. Namun mereka sepakat untuk merahasiakan ini dari Ima.
~
Hari ini untuk kesekian kalinya Ipang mengunjungi Ima, ternyata di Rumah Sakit sudah ada kedua orang tua Ima."Assalamualaikum...Bu..Pak..."
"Waalaikumsalam..nak Ipang, ayo sini...kebetulan ada yang ingin bapak bicarakan"
"Iya..Pak.."
Mereka duduk di sofa ruang rawat inap tersebut.
"Gini nak..Bapak dan Ibu sudah sejak lama memperhatikan sikap mu pada Ima, jauh sebelum Ima dan Almarhum Yudi menikah..ehhmmm.....Bapak mau tanya...kamu suka sama anak bapak?"
Ipang terkejut ketika ia diberi pertanyaan seperti itu. Jujur saja ia tidak siap menjawabnya. Sejenak ia terdiam, namun akal sehatnya kembali. Mungkin ini saat nya ia mengakuinya.
"Ii..iya..pak..jujur saja saya sudah menyukai Ima sejak lama, namun saya tidak punya keberanian untuk mengatakannya pada Ima, sehingga saya memutuskan untuk bersahabat saja dengannya"
Ada rasa lega di hati Ipang ketika ia dapat mengatakan hal tersebut kepada orang tua Ima. Kedua orang tua Ima tersenyum dan saling berpandangan penuh arti.
"Bapak mengerti nak..seandainya Allah menakdirkan kamu jadi jodoh Ima berikutnya, kami berdua menyetujuinya. Cukup sudah kami membuat Ima menderita dengan menghalangi pernikahannya dengan Yudi di masa lalu..Bapak tahu..kamu orang yang baik dan bertanggung jawab, Bapak minta kamu juga dapat menyayagi Ima.."
"Pasti pak..bu...saya akan menyayangi Ima"
Ipang sangat senang mendengarnya. Ia mendapat dukungan dari orang tua Ima.
Perbincangan mereka pun berlanjut. Mereka membicarakan hal-hal ringan. Ketika mereka asyik berbincang, samar-samar terdengar suara yang lemah.
"Mmasssss....."
Mereka semua terkejut, lalu mereka mendekati ranjang Ima, namun tidak terlihat kalau Ima yang barusan berbicara. Apakah Ima sudah sadar??