Menuai Bahagia

2.3K 84 0
                                    

Hari berganti hari. Waktu terasa berjalan begitu cepat. Tak terasa kebun bunga mereka sekarang sudah mulai menampakkan hasilnya. Bunga-bunga bermekaran dimana-mana. Dengan bantuan teman-teman mereka Yudi dapat dengan mudah memasarkan hasil kebun tersebut. Tidak hanya dalam kota saja, namun juga keluar kota. Sekarang rumah dan tanah perkebunan tersebut resmi jadi milik Yudi dan Ima, mereka membeli lahan tersebut dengan cara mencicil pada ayah Ozan.

Ima sekarang sudah melahirkan. Mereka dikaruniai anak laki-laki yang lucu dan imut. Anak tersebut diberi nama Azka Putra Satria. Ima sangat bahagia dengan kehidupannya yang sekarang. Namun terkadang timbul rasa yang mengganjal di hatinya yaitu restu kedua orang tua. Ia berharap seiring berjalannya waktu restu itu secepatnya datang.
~
Pagi yang cerah, Ima mengitari kebun bunga mawar miliknya itu. Sejauh mata memandang kebunnya sangat indah terhampar berwarna warni bunga mawar. Tercium harum semerbak bunga mawar. Ia teringat perjalanan hidupnya beberapa waktu lalu. Ia tak menyangka akan berjodoh dengan teman masa kecilnya.

Ima sangat menyukai bunga mawar, tak puas-puas ia menciumi bunga tersebut. Tiba-tiba dirasakannya ada tangan yang kekar memeluk pinggangnya. Ia tahu itu tangan milik suaminya.

"Bunga mawar itu kalah cantik dengan dirimu sayang"
"Uhhh...pagi-pagi kaka udah gombal..."
"Hehhehe...kode keras untuk mu sayang...Azka kan udah minta adek"

Pipi Ima merah merona mendengar perkataan suaminya.

"Naahhh...kan...pipinya merah....kaka jadi gemes deh lihatnya"
"Kaka....." teriak Ima dengan manja
"Istriku ini kalo lagi kumat manjanya tambah imut deh...tapi sayang..."
"Apa ka...."
"Sayang...kalo goreng ikan sering gosong"
"Kakkkkkaaa....jangan bongkar rahasia dong"

Ima pura-pura marah ingin mencubit Yudi. Yudi cepat-cepat berlari menghindari Ima.Mereka berkejaran diantara taman bunga. Pekerja yang melihat mereka hanya menggeleng kepala melihat majikan mereka bertingkah seperti anak kecil. Akhirnya Ima dapat mengejar Yudi. Dicubitinya pinggang Yudi.

"Aww...aww...sakit sayang...ampun"
"Ini nih yang suka bongkar rahasia Ima..."
"Aduhhh...ampun sayang...enggak lagi..."
"Janji dulu..."
"Iya...kaka janji...sayang...kamu tambah cantik kalo marah"
"Nahhh...kan gombal lagi...ka Yudi...pagi-pagi udah gombal..hmmmmppppp"

Ima tak sempat menyelesaikan bicaranya karena bibirnya dilumat oleh Yudi. Tangan Yudi mengelus pipi Ima.

"Ini hadiah buat istriku yang ceriwis"

Yudi berbisik ditelinga Ima, lidahnya mengigit kecil kuping Ima, tangannya memeluk pinggang Ima.

"Huuaaaaa.......huaaa....Ayah Bunda....gak cayang ma Azka....."

Suara Azka menghentikan ciuman mereka.
"Ma...maaf...pak...bu...Azka tadi maksa saya minta susul bapa dan ibu" pengasuh Azka agak takut-takut

"Gak..papa Nah...sini Azka nya, kamu boleh pergi"
"Makasih Pak..Bu.."

Ima meraih Azka ke gendongannya.

"Cep..cep...anak Bunda...jangan nangis...Ayah dan Bunda sayang sama Azka...jangan nangis ya..."
"Iya bund...Azka gak nangis"

Azka tersenyum memeluk Ayah dan Bundanya bergantian.


Kutemukan Cintaku di Kaki GunungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang