Warning 18+
Yudi POV
Aku sungguh tak tahan melihat sakitnya Ima. Maaf, hanya ini yang dapat aku lakukan untukmu. Akan ku berikan kehangatan untukmu. Aku melepaskan semua pakaianku. Ku lepaskan juga semua pakaian Ima. Ku peluk ia erat-erat. Ku kecup bibirnya perlahan. Kemudian ku ciumi lekuk lehernya. Ima masih tak merespon. Ciumanku turun ke buah dadanya. Ku isap kedua puting payudaranya yang kemerah-merahan. Terdengar lenguhan suaranya. Dia mulai merespon.
Tanganku mulai bergerilya ke titik pusatnya. Kusibak bulu-bulu halus yang menutupi. Pelan-pelan ku elus klitoris miliknya. Terlihat sedikit gerakan Ima yang mengelinjang. Suhu badannya sedikit-demi sedikit mulai normal. Kuteruskan gerakanku menciumi perut dan pinggannya. Kemudian lidahku memain-mainkan klitorisnya. Perlahan-lahan kuhisap, aromanya sungguh nikmat. Ku mainkan lidahku di bawah sana. Ima mulai basah. Aku semakin bernafsu untuk memainkan lidahku. Setelah puas dengan lidahku. Perlahan ku masukkan jari-jari ku ke dalamnya. Ima melenguh kenikmatan. Pinggulnya pun bergoyang mengimbangi gerakanku jariku.
Setelah kurasa cukup basah. Ku masukkan batang penisku yang sudah mulai tegang. Aku tahu, aku salah. Tapi hanya inilah satu-satunya cara yang dapat aku lakukan.
Perlahan ku benamkan batang penisku ke dalam vagina miliknya. Ima meringis, mungkin milikku lah yang pertama. Sedikit demi sedikit ku masukkan milik ku. Ima pun terus meringis. Kulihat wajahnya terlihat kesakitan. Penisku terlihat sedikit berdarah. Mungkin inilah darah keperawanan milik Ima.
"Tahanlah sayang...ini akan terasa sakit bagimu di awal...." kataku berbisik ditelinganya. Ku raup bibir Ima dengan bibirku. Ku kecup bibirnya untuk mengurangi sakit yang ku timbulkan.
Blesshhhhhh.......seluruh batang penisku telahku benamkan. Ima memekik tertahan. Air matanya meleleh di sudut kedua matanya. Ku seka air matanya. Kuciumi wajahnya untuk mengurangi rasa sakitnya.
Ya....Ima telah ku perawani.....Sejenak aku diamkan batang penisku untuk menyesuaikan dengan vaginanya. Laku perlahan ku goyang pinggangku. Dengan memaju mundurkan. Kurasakan tangan Ima mencengkeram punggungku. Ima sudah bereaksi. Aku pun bersemangat untuk memaju mundurkan penisku dengan ritme yang semakin cepat. Tanganku memainkan puting payudaranya. Kuciumi sepuasnya dan kuberikan tanda merah disana. Pinggangku tak berhenti untuk menghujam milik Ima. Hingga ku dengar suara desahan kenikmatan lolos dari mulut Ima. Suara itu terdengar merdu ditelingaku. Tubuh Ima mulai berkeringat basah.
Tiba-tiba ia terlihat mengejang
"Kkkhhaaaa.....ouuuhhh...sshhhhh......"
"Tahan sayang....kita lepaskan bersama-sama" kataku. Aku tahu ia hampir mencapai klimaks. Ku percepat ritme kocokan penisku. Dan, akhirnya kurasakan sesuatu yang hangat menyembur di dalam. Hal itu membuat penisku ingin mengeluarkan nya juga. Ku semburkan cairan hangat itu di dalam vaginanya. Aku lega, akhirnya suhu tubuh Ima kembali normal. Ku lihat matanya terbuka. Ia menangis terisak."Ka Yudi...apa yang terjadi denganku...."
"Ima...hanya ini yang dapat aku lakukan untuk menolongmu, hanya cara ini...nyawamu diujung tanduk Ima, tubuhmu membeku"Ima tergugu dalam pelukanku. Aku berjanji pada Ima apapun yang nantinya terjadi aku akan bertanggung jawab.
Kami tertidur sambil berpelukan. Ku kecup puncak kepalanya. Ku elus-elus punggungnya agar ia terasa nyaman. Tak lama ku dengar suara nafas yang teratur. Ima mulai tertidur. Suhu tubuhnya sudah kembali normal.