BAGIAN 11 CASCADE

423 8 0
                                    



Tiga jam sudah Asnawi mengikuti mata kuliah teknik irigasi yang super membosankan, tapi kebosanan itu terbayar dengan pengumuman nilai tugas besar irigasi yang dikumpulkan beberapa hari sebelumnya. Asnawi mendapat nilai A dan dinyatakan lulus mata kuliah ini. Asnawi telah mengambil mata kuliah ini sebanyak 3 kali dan akhirnya dia lulus.

Setelah kelas bubar, seperti biasa Asnawi selalu nongkrong di kantin di sebelah gedung fakultas teknik bersama teman-temannya. Asnawi, Febri, Eka dan tomo duduk di bangkunpanjang yang berada di pojok gedung kantin, mereka selalu makan, ngopi dan merokok di tempat itu dan sudah menganggapnya sebagai rumah kedua.

"wooii...Nawi apa kabar??....katanya lo kecelakAan yah?" Asnawi mendengar suara dengan nada aksen yang khas seperti orang bule (Aksen bicara Cinta Laura) dan Asnawi pun langsung menoleh ke arah pintu masuk. Ternyata suara itu berasal dari seorang cewek yang baru saja masuk ke dalam gedng kantin. Ya dia adalah Cascade, dia datang bersama Milla dan Rani. Cascade tampak berpenampilan seperti cewek tomboy tapi tetap kalihatan cantik. Dia memakai bawahan celana jeans warna biru dengan motif sobek-sobek sementara atasan kemeja kotak-kotak warna merah dengan lengan digulung sampai siku sehingga tampak terlihat tato berbentuk segitiga siku-siku di kedua tangannya dan banyak sEkali gelang yang melingkar di kedua pergelagan tangannya. Tampak kalung melingkat di lehernya dengan lionin berbentuk salib warna hitam yang terbuat dari kayu cendana sehingga selalu mengeluarkan aroma khas cendana. Cascade selalu memakai kaliung salib itu untuk mengingat mendiang ayahnya, karena kalung itu adalah pemberian darinya. Sementara Milla seperti biasa dengan tampilan feminimnya dengan selalu memakai bawahan rok atasan kemeja dan Rani dengan tampilan hijabers syar'i nya. Mereka bertiga duduk dihadapan Asnawi, Eka, Febri dan tomo.

"Alhamdulillah baek,.....iya Cas jatoh dari motor, tapi gapapa kok, ga nyampe mati..hahahaha" jawab Asnawi.

"woy...hati-hati loh kalo ngomong mati, ntar ketulisin Malaikat baru tau rasa loh"kata Rani yang disambut anggukan dan suara ketawa teman-teman yang lain.

Kemudian mereka bertiga duduk berhadapan dengan Asnawi cs. Cascade, milla dan Rani adalah anak jurusan desain, mereka jadi akrab dan sering berkumpul dengan anak-anak teknik gara-gara Cascade yang sering ketemuan dengan Asnawi.

Cascade adalah sahabat Asnawi sEkaligus mantan terindahnya. Mereka pertama kali bertemu ketika masuk SMA yang sama, dari situ lah mereka saling mengenal dan bahkan sempat berpacaran walaupun cuma 1 tahun. Walaupu sudah lama putus tapi mereka tetap menjalin hubungan yang baik sebagai sahabat. Jesica adalah anak blasteran dari Ibu orang Cimahi dan Ayah orang Amerika. Ketika Cascade berumur 14 tahun yang kala itu dia masih kelas 2 SMP, ayahnya meninggal dan Ibunya memutuskan untuk kembali pindah ke Indonesia bersama Cascade.

Paras Cascade sangat cantik dengan rambut panjang pirang yang salalu diikat, kulit putih, hidung mancung, mata coklat dan terdapat sedikit bintik-bintik hitam di bawah kantung matanya. Perawakannya yang tinggi setara dengan tinggi Asnawi membuatnya kelihatan seperti cewek raksasa dibandingkan dengan teman-temannya.

"Wi, lo kenapa?.... daritadi bengong aja" kata Cascade yang heran melihat Asnawi melamun dari pertama mereka bertemu. "ada yang mau gue omongin, tapi jangan disini.....ayo ikut " Asnawi menarik tangan Cascade dan mereka berdua pergi keluar dari gedung kantin menuju ke gedung fakultas. Teman-teman Asnawi pada heran melihat Asnawi pergi begitu saja bersama Cascade.

"kita mau kemana?"

"ke aula di lantai 4, disana sepi....gue pengen ngomong disana"

"emang penting banget yah, sampe-sampe harus di tempat sepi?"

Asnawi Cuma mangangguk mendengar pertanyAan Cascade. Setelah menaiki tangga yang cukup melelahkan bagi Asnawi yang baru saja pulih dari kecelakAan akhirnya sampailah ke lantai 4. Mereka langsung masuk ke dalam ruangan aula yang kebetula tidak terkunci. Begitu masuk Asnawi membawa Cascade ke sisi kanan aula itu, kemudian Asnawi melepas pegangan tangan Cascade, namun tiba tiba Cascade memeluk erat Asnawi.

PACARKU KUNTILANAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang