Bendoro tiba di depan Istana Pantai Karang Manalusu melalui portal yang dibuat oleh Bhotak. Istana itu terdapat di sebuah gua yang sangat besar dibawah bukit. Gua itu menghadap langsung ke pantai. Bendoro berjalan mendekati mulut gua itu. Tak lama kemudian dia mulai melihat bangunan istana bergaya Keraton Jawa berdiri kokoh di dalam Gua. Istana ini hanya dapat terlihat oleh para mahluk gaib, sementara manusia tidak akan bisa melihatnya kecuali manusia yang mempunyai kemampuan khusus.
Di depan Gapura Istana terdapat beberapa sosok Genderuwo yang gagah dan menyeramkan. Gederuwo itu memiliki badan tinggi besar dengan ditumbuhi bulu lebat. Mereka mengenakan baju zIrah ala zaman abad pertengahan dan mambawa tombak panjang. Bendoro kemudian menyapa mereka dengan memperlihatkan surat undangan rapat itu sebagai tiket masuk kedalam istana. Genderuwo itu pun membuka pintu gerbang istana dan mempersilahkan Bendoro masuk.
Bangunan istana Pantai Karang Manalusu sangat besar dan indah. Begitu Bendoro masuk, dirinya langsung disambut oleh para dayang yang ramah dan mengantarkan Bendoro untuk memasuki ruangan aula besar tempat rapat berlangsung. Para dayang yang ada di istana ini adalah manusia yang sudah menjual jiwa nya ke pada Gusti Kangjen Ratu, mereka harus bekerja dengan Kangjen Gusti Ratu dalam kurun waktu yang berbeda-beda. Bendoro berjalan melewati selasar yang cukup panjang. Pada dinding selasar banyak sekali lukisan-lukisan yang bertemakan panorama laut dan pegunungan. Selain itu, juga terdapat beberapa patung Kangjen Gusti Ratu dan Dewa Batara Agung sebagai Raja tertinggi sebagai penguasa di KerajAan Pegunungan Tenggara. Kangjen Gusti Ratu adalah anak dari Dewa Batara Agung, dia adalah Puteri Mahkota KerajAan Pegunungan Tenggara. Dia sAat ini menjabat sebagai Perdana Menteri yang mengurusi semua urusan Pemerintahan.
Akhrinya Bendoro sampai di depan pintu ruangan aula besar. Dayang kemudian membuka pintu besar aula dan mempersilakan Bendoro untuk memasukinya. Suasana aula besar cukup ramai, banyak para siluman bangsawan yang sudah hadir disana dan saling mengobrol satu sama lain. Bendoro merasa sangat takjub, karena untuk pertama kalinya dia bisa masuk ke istana bahkan ke ruang aula besarnya. Bendoro merasa bahwa dirinya menjadi yang terkecil diantara peserta rapat yang hadir sebagai tamu undangan, mengingat para siluman memiliki postur tubuh yang tinggi sekitar 2-3 meter. Dayang kemudian mempersilakan Bendoro utuk duduk di sebuah kursi besar yang sudah disiapkan. Kursi itu mengelilingi sebuah meja besar berbentuk oval. Bendoro merasa sangat canggung sekali karena harus berada satu meja dengan para siluman bangsawan. Di sebelah Bendoro tedapat beberapa siluman wanita yang berparas sangat cantik. Bendoro berusaha mengajak mereka bicara guna mencairkan suasana.
"maaf nyonya....perkenalkan saya Bendoro,,," kata Bendoro yang berusaha memperkenalkan diri.
"iya.....oh perkenalkan juga nama aku Anggariti...aku Siluman Rubah putih" kata Anggariti tersenyum.
"iya nyonya...saya penasaran nih, maksud dari rapat darurat ini apa yah? Saya sama sekali ndak ngerti..."
"sama Jeng.....aku juga ndak ngerti, tapi sih desas-desusnya Wewe Gombel itu di bunuh oleh seorang Kuntilanak loh....tapi itu juga baru isu."
Mendengar pembicaraan Anggariti, Bendoro langsung shock dan panas dingin. Dia sekarang tahu bahwa tujuan dirinya diundang adalah untuk mengintrogasi dirinya tentang pembunuhan itu, dia yakin bahwa Kangjen Ratu akan menyangka dirinya yang melakukan pembunuhan itu, karena cuma dirinyalah yang mempunyai pengalaman membunuh siluman.
Para pelayan kemudian memasuki aula dengan membawa nampan besar yang berisi hidangan berupa daging dan minuman Jus darah. Mereka langsung menyajikan di atas meja. Untuk mengurangi rasa cemasnya, Bendoro langsung meminum jus darah yang baru saja diberi oleh pelayan. Tak lama berselang tiba-tiba sang Announcer berbicara lantang.
"PERHATIAN PARA HADIRIN!!!........YANG MULIA GUSTI KANGJEN RATU KANGJEN GUSTI RATUAKAN MEMASUKI AULA BESAR....HADIRIN DIMOHON BERDIRI!!"
Setelah Announcer berbicara, para peserta rapat langsung beranjak dari tempat duduk masing-masing dan berdiri. Melihat ukuran tubuh para siluman yang tinggi-tinggi, Bendoro merasa dirinya berada di sebuah ruangan yang berisi para raksasa. Pintu utama terbuka dan rombongan Kangjen Gusti Ratu mulai berjalan perlahan memasuki aula, sayup-sayup terdengar suara musik gamelan yang mengiringi langkah mereka. Kangjen Gusti Ratu tampil dengan paras yang super cantik. Dia menggunakan mahkota dari emas dengan hiasan mutiara yang melingkar menghiasi kepalanya yang berambut hitam panjang terurai. Dia memakai baju setelan kebaya warna hijau dengan salur warna emas. Dibelakang Kangjen Gusti Ratu tampak 4 pengawal Ratu berupa Genderuwo berbaju zIrah yang berjalan perlahan mengikuti sang Ratu. para dayang dengan sigap langsung menyiapkan kursi kebesaran Ratu dan mempersilakannya untuk segera duduk. Kangjen Gusti Ratu pun akhirnya duduk di kursinya dengan anggun dan elegan, sementara para Gederuwo pengawal tetap berdiri dengan berjejer di belakang kursi kebesaran Sang ratu.
KAMU SEDANG MEMBACA
PACARKU KUNTILANAK
RomanceKisah ini bercerita tentang sesosok Kuntilanak yang bernama Hayati, dia jatuh cinta kepada seorang Laki-laki yang bernama Asnawi. Suatu hari Hayati memberanikan diri untuk menemui Asnawi. Akhirnya terjadilah pertemuan antara mereka berdua dan dimula...