BAGIAN 23 REKONSILIASI

368 7 0
                                    



Para kuntilanak bersiap untuk menyerang Hayati, dengan wajah menyeramkan, mereka mulai melangkah mendekati Hayati. "ayo cepat bunuh kunti jalang itu Bangsatt!!!!" teriak Wewe Gombel. Tiba-tiba keenam kunti berpaling dari Hayati dan menghadap ke Wewe Gombel, mereka berjalan mendekati Wewe Gombel dengan posisi siap menyerang.

"apa yang kalian lakukan....??? bunuh Hayati...bukan aku....?" tanya Wewe Gombel yang mulai panik meihat para kunti mendekat. Akhirnya para kunti itu menyerang Wewe Gombel yang dalam keadaan sekarat. Mereka menikam, mencabik-cabik, memukul dan menyayat tubuh Wewe Gombel. Wewe Gombel tampak berteriak meminta ampun, namun para kunti itu tetap menghajarnya sampai Wewe Gombel itu mati. Asnawi tidak berani melihat Wewe Gombel yang dikeroyok sampai mati oleh para kunti. Setalah puas mengeroyok Wewe Gombel, 6 kunti kemudian menjulurkan tangan dan mengahadapkan telapak tangan ke arah mayat Wewe Gombel. Kemudian beberapa sAat mayat Wewe Gombel mulai berubah menjadi abu dan abu tersebut bergerak seperti terhisap oleh telapak tangan para kunti sampai mayat Wewe Gombel itu lenyap. Setelah menghisap mayat Wewe Gombel, para kunti kemudian berpaling dan berjalan menuju Hayati. Mereka berjejer melingkari Hayati yang terduduk di tengah. Para kunti kemudian menengadahkan tangan kanan mereka dan mengahadapkan telapak tangan lagi ke arah Hayati.

"maafkan aku Jeng......aku sudah ngekhianatin kalian" kata Hayati memandang ke kunti muka rata dengan tatapan pasrah.

"iya Jeng....maafkan kita juga......aturan tetap aturan, kami harus tetap melaksanakannya" kata kunti muka rata dengan ekspresi datar.

"okeh.....bunuh aku sekarang.....lakukan dengan cepat...!!" kata Hayati yang terlihat sudah bersiap untuk menerima eksekusi dari para kunti. Asnawi semakin khawatir dan mulai menangis melihat Hayati yang akan dieksekusi oleh para kunti. Mereka akan menghisap Hayati sampai habis.

Para kunti kemudian mengeluarkan pancaran sinar putih dari telapak tangan mereka. Sinar putih itu tampak sangat terang dan menyilaukan sehingga menghalangin pandangan Asnawi kepada Hayati. Sekitar 2 menit sinar putih itu menutupi Hayati. Asnawi mendengar teriakan kesakitan dari Hayati. Tak lama berselang sinar itu hilang dan ternyata Hayati masih terduduk disana. Melihat hal itu Asnawi merasa lega.

Tiba-tiba Hayati berdiri dengan cepat dan mengalami banyak perubahan. Bajunya yang compang-camping dan penuh darah, dengan perlahan kembali menjadi seperti semula. Semua luka yang ada di tubuh Hayati, termasuk lubang di punggungnya perlahan menghilang. Wajah Hayati yang penuh dengan luka sayat dan lebam, berubah menjadi cantik kembali. Hayati kaget dengan perubahan yang terjadi pada dirinya. Diriya tidak menyangka dengan apa yang diperbuat oleh para kunti itu.

"apa yang kalian lakukan kepadaku?" tanya Hayati terheran heran.

"kami telah memberikan semua saripati kehidupan dan kekuatan Wewe Gombel ke dalam dirimu" jawab kunti muka rata dengan senyum menyeramkannya.

"kenapa kalian melakukan itu? Bukannya aku sudah melakukan pelanggaran berat?" tanya Hayati.

"kami sudah bilang aturan tetap aturan...............kamu sudah mengalahkan sang pemimpin dalam pertempuran duel" jawab kunti muka rata.

"tapi kan aku tidak menantang sang pemimpin untuk duel?" tanya Hayati bingung.

"tetap saja, kamu bisa mengalahkan sang pemimpin dalam pertarungan, itu artinya kau sekarang adalah Sang Pemimpin baru." Jawab kunti muka rata.

Tiba-tiba para kunti berlutut dihadapan Hayati. Hayati kaget melihat para kunti yang berlutut, dia berusaha menyuruh para kunti untuk berdiri kembali.

"hey..hey...Jeng berdiri!!......aku bukan pemimpin..." kata Hayati yang berusaha tetap membumi, para kunti pun kemudian berdiri.

PACARKU KUNTILANAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang