BAGIAN 39 PERINGATAN

271 3 0
                                    



Suatu Malam yang sepi, di sebuah taman yang terlihat sangat terbengkalai dengan rumput yang meninggi dan menutupi jogging track. Suara burung hantu menghiasi suasana Malam yang sunyi dan menyeramkan. Seorang pria muda dengan postur tubuh sangat tinggi tengah duduk terduduk lesu di sebuah bangku taman yang sudah berkarat. Pria itu memiliki wajah rupawan seperti oppa-oppa Korea. Dia tampak kesakitan dengan memegangi tangan kanannya yang terlihat hangus dan di lehernya terdapat luka sayatan. Tiba-tiba datang lah seorang perempuan berambut panjang hitam dengan memakai gaun putih panjang dan langsung duduk di sebelah pria tampan yang kesakitan itu.

"apa luka itu masih terasa sakit?......kau terlalu bernapsu untuk membunuhnya.... kau tidak bisa mengendalikan emosi" kata Bendoro.

"iya!! ini sangat sakit N'doro........tapi ini nggak seberapa dibanding hatiku yang lebih sakit...aku bisa dikalahkan sama kuntilanak biasa..."kata siluman Ajag dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Bendoro merangkul siluman Ajag dan menyandarkan kepalanya di pundak.

"aku nggak nyangka kalo Hayati bisa sekuat itu........aku kira dia bisa kalah dengan mudah sama seranganmu" kata Bendoro sambil mengelus-elus kepala siluman Ajag.

"hmmm......ini udah nggak bisa dibiarin....harga diriku terasa terinjak-injak....aku harus melaporkan hal ini ke Kangjen Ratu"

"whoa...whoa...sabar dong jangan maen lapor-lapor...emang kenapa?" tanya Bendoro yang langsung kaget dan melepas rangkulannya terhadap siluman Ajag.

"aku takut kalo Hayati dan kamu akan berkoalisi dan memberontak kepada Kangjen Ratu"

"hahahahah.........dasar bodoh, kenapa kamu bisa berpikiran sejauh itu?...aku sama sekali nggak ada kemauan untuk itu.....lagipula untuk memberontak butuh banyak pasukan"

"aku tau tujuan mu N'doro.......kamu ingin berkuasa kan?......kamu ingin mengubah supremasi yang selama ini berdiri........kamu ingin membasmi kaum siluman"

"huh....kamu tuh yah, terlalu bayak nonton film-film buatan manusia .....mana mungkin aku berpikiran begitu....hmmmmm....yaudah deh bayaran kamu aku tambahin 3x lipat.....dan kamu nggak usah lapor-laporan"

Bendoro menyodorkan sekantung koin emas sebagai bayaran kepada siluman Ajag sebagai balas jasa karena telah menyerang Hayati. Tapi sang siluman Ajag Malah menolaknya. Dia melempar kantong emas itu ke tanah dan kemudian berdiri dari tempat duduknya.

"ini bukan masalah uang....ini masalah harga diri.....aku udah nggak bisa disogok...aku musti lapor biar Kangjen Ratu mengirimkan para pembunuh terbaiknya untuk memburu Hayati dan juga kamu..."

"yaelah udah berapa kali aku udah bilang, aku tuh nggak ada niat buat ngeberontak!! Jangan Paranoid dong!!"

"aku tetap nggak percaya..........sekarang aku mau pergi.......!!!"

"woi! ....jika kau pergi melapor sekarang....kau telah melaukan kesalahan yang besar......lebih baik ambil saja emas itu dan nikmatilah!.....kamu bisa hidup enak sama kekayAan yang aku berikan ini dan carilah cewek-cewek siluman yang cantik untuk menemani mu...."

"hmmm.................... bodo amat........AKU PERGI!!!"

Siluman Ajag pun pergi meninggalkan Bendoro sendirian di taman itu. Dia tidak peduli dengan uang yang ditawarkan Bendoro kepada dirinya. dia berpikir kalau Bendoro akan mengajak Hayati menggabungkan kekuatan untuk menyerang Kangjen Ratu, karena menurut analisa bodohnya kekuatan Bendoro dan Hayati seperti kekuatan siluman bangsawan yang sangat mengerikan. Bendoro pernah membantai satu pasukan siluman buaya hanya seorang diri dan Hayati telah berhasil mengalahkan seorang siluman bangsawan dalam pertarungan satu lawan satu.

PACARKU KUNTILANAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang