BAGIAN 15 BERPISAH

331 8 0
                                    



Setelah kejadian di Malam minggu, suasana hati Asnawi menjadi sangat sedih. Dia selalu terlihat murung dan mengurung diri di kamar. Minggu pagi yang seharusnya bahagia menjadi gelap dan dinaungi kesedihan. Cuma Hayati yang selalu hadir dalam pikiran Asnawi, dia mulai membayangkan keseruan dan kebahagian ketika Hayati mulai memasuki kehidupannya. Setiap hari selalu menakutinya sampai membuat Asnawi sering pingsan dan itu terasa sangat berkesan bagi Asnawi.

Malam pun kembali datang dan Asnawi sama sekali tidak beranjak dari tempat tidur. Dia Malah menutupi dirinya dengan selimut besar. Utami ikut sedih melihat Asnawi dalam keadAan galau yang luar biasa. Dirinya bertanya-tanya sebenarnya apa yang terjadi antara Asnawi dan Hayati sehingga mereka berdua berpisah, padahal ketika sore menjelang Malam minggu mereka terlihat sangat akrab.

Jam 11.00 Malam Utami mulai pergi keluar rumah untuk mencari keberadAan Hayati. Dia melayang dan menembus melewati beberapa rumah untuk mempercepat perjalanannya menuju taman yang berlokasi di depan Komplek. Akhirnya Utami sampai ke depan taman, suasana taman sangat sepi dan gelap. Angin berhembus kencang melewati pepohonan besar sehingga menghasilkan suara gesekan daun-daun yang membuat suasana semakin menyeramkan. Utami sangat ketakutan ketika melewati pepohonan besar tadi dan kemudian dia harus melewati semak-semak yang bergoyang. Sekilas dia melihat sekelabat bayangan putih masuk ke antara semak di sisi selatan taman. Utami semakin ketakutan melihat penampakan itu, namun keinginan Utami yang kuat untuk menemukan Hayati mengalahkan rasa takutnya. Dia melayang mendekati semak tempat penampakan tadi ada dengan rasa was-was. Utami menggerakan beberapa semak yang tinggi untuk mempermudah dirinya untuk melewatinya, setelah melewati tiba tiba di sebelah Utami muncul sesosok kuntilanak dengan muka pucat dan Bibir penuh dengan darah segar. Utami berteriak sangat kencang melihat kuntilanak yang tampak sedang mengunyah sesuatu yang mengeluarkan darah. Utami terjatuh dia berusaha mundur untuk menjauhi kuntilanak itu yang Malah mendekatinya. Terlihat tangan kuntilanak yang memegang sebuah bangkai hewan menghampiri Utami.

"ampunn...ampunn...mbak kunti ....jangan makan aku.!!!!" Teriak Utami.

"siapa yang mau makan lu sih.....kenapa lu ketakutan liat gue, kan lu sendiri juga setan.." kata Kuntilanak yang masih asik memakan daging hasil buruannya.

"anu......aku kaget dan takut banget liat kunti dengan mulut berlumuran darah.." kata Utami yang mulai bangkit berdiri dari semak-semak.

"jangan panggil gue kunti..!!! nama gue Ratih...penunggu taman ini, mau apa lu dateng kesini dan gangguin gue yang lagi makan..?? kata Ratih yang mengigiti hewan itu sampai tinggal tulang.

" aku lagi nyariin temen aku, di kuntilanak kaya mbak Ratih.....apa mbak liat?" tanya Utami yang merasa jijik melihat Ratih yang menjilati jari-jarinya yang berlumuran darah.

"kunti yang pake baju kaya manusia dan pake kacamata itu..??"tanya Ratih

"iya..iya...bener" Utami mengangguk .

"hmmmm....dari kemarin dia berisik banget, nangis mulu kerjAanye....sekarang dia ada di pohon tempat gue tinggal......hayu ikut gue" ajak Ratih.

Mereka berdua melayang pergi dari semak-semak menuju pohon tempat tinggal Ratih. Jaraknya sekitar 50 meter dari taman dan masuk ke dalam semacam hutan kota. Sepanjang perjalanan Ratih terus menerus menanyai Utami tentang Hayati yang kenapa berpenampilan seperti manusia. Akhirnya mereka sampai di sebuah pohon beringin yang sangat besar dan rindang. Terdengar suara tangisan yang berasal dari salah satu ranting pohon. Utami dan Ratih pun terbang menuju sumber suara tagisan itu dan setelah melewati begitu banyak ranting, akhirnya Utami melihat Hayati. Dia menangis sambil duduk di sebuah cabang pohon yang cukup besar. Utami pun melayang menghampirinya.

"mbak...mbak kunti....ini Utami...mbak kenapa??" tanya Utami sambil menghampiri Hayati. Mendengar suara Utami, Hayati langsung mengangkat kepalanya yang tertunduk dan langsung memeluk erat Utami.

PACARKU KUNTILANAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang