Asnawi mulai merasakan sakit yang tidak tertahankan, sepertinya masa sakaratul maut pun tiba dan dia mulai melafalkan bacAan syahadat di dalam hati. Wewe Gombel semakin bersemangat menghisap jiwa Asnawi melalui ciuman mautnya. Selang beberapa waktu kemudian, di tengah pandangan Asnawi yang mulai kabur, dia melihat seperti cahaya putih dari kejauhan dan sedang melesat menghampirinya. Tiba-tiba cahaya putih itu pun datang dan menabrak Wewe Gombel yang duduk diatas pangkuan Asnawi. Wewe Gombel itu terpental jauh dan menabrak dinding ruangan sampai roboh. Asnawi seketika kaget dan merasa lega karena bisa terlepas dari Wewe Gombel. Dalam pandangan buramnya, dia melihat bayangan cahaya putih itu berada diatas meja bundar. Lama kelamAan cahaya putih itu mulai menampakkan sosok aslinya seperti seorang perempuan berambut panjang memakai sepatu kets putih, rok rempel selutut dan jaket sporty. Asnawi langsung tahu bahwa perempuan itu adalah Hayati.
Hayati tampak sangat berbeda dari biasanya, wajahnya kali ini terlihat sangat serius dengan mata kuningnya yang bersinar terang, dia berdiri di atas meja dengan mengepalkan tangannya seakan-akan habis menghajar seseorang. Kuku jarinya tampak memanjang dan berwarna hitam.
"mas....mas..bangun.....mas....!!!!!" tanya Hayati yang mencoba menyadarkan Asnawi, namun Asnawi hanya terdiam dan tidak menjawab. Kemudian dia mengangkat tubuh Asnawi dan membaringkannya di pojok ruangan. Utami tiba-tiba masuk ke ruangan dan menghampiri Asnawi yang tergeletak di pojok.
"Tami...cepat berikan cairan ini ke Mas Nawi dan rawat dia......" kata Hayati sambil meleparkan sebuah botol kecil ke Utami.
"Siyap..Mbak Kunti...mbak mau kemana??" tanya Utami.
"Aku akan membuat perhitungan dengan Wewe Gombel laknat yang hampir membunuh Mas Nawi ......" jawab Hayati dengan penuh amarah.
Wewe Gombel kemudian bangkit dari tumpukan puing-puing dinding yang ditabraknya sampai hancur. Dia memperhatikan sosok yang tadi menghantamnya dengan sangat keras. Dia mulai merapikan kembali rambutnya yang berantakan dan membersihkan bajunya yang terkena debu.
" oohh......rupanya Kau yang menghantamku tadi..hihihihihi.........rupanya Kangjen Gusti Ratudatang ke tempat ini untuk menyelamatkan Pangeran Tedja Arum..." kata Wewe Gombel yang kemudian memunculkan senjata utamanya yaitu berupa tombak yang terbbuat dari emas.
"beraninya kau menghisap jiwa Mas Nawi ...!!....TIDAK AKAN KUMAAFKAN....!!!!" teriak Hayati dengan penuh amarah.
"kebetulan.....sudah lama aku tidak duel , lagipula kau sudah berkhianat dengan meninggalkan ku...maka hukumannya adalah mati...hihihihihih" kata Wewe Gombel dengan menghunuskan tombaknya.
Akhirnya mereka saling menyerang dan memulai pertarungan. Hayati dengan gerakan cepat dan cakar yang tajam beradu dengan Wewe Gombel yang berbadan besar, tenaga yang super kuat ditambah bantuan dari tombak emasnya mulai beraksi. Hayati dengan cepat menghajar Wewe Gombel dengan pukulan dan cakaran yang ditujukan ke tubuh dan wajah , sementar Wewe Gombel hanya menangkis dan menghindar dari serangan-serangan kilat Hayati. Asnawi ditengah kondisi sekeratnya merasa kagum melihat pemandangan seperti itu, dia membandingkan pertarunagn mereka seperti pertarungan 2 Heroine cantik dan sexy di serial anime yang sering dilihatnya.
Utami berusaha mengangkat tubuh Asnawi dan menyandarkan tubuhnya ke dinding supaya posisi Asnawi menjadi terduduk. Kemudian dia memberikan cairan itu ke Asnawi.
"ini minumlah...jangan kebuang sedikitpun.....!!"perintah Utami yang langsung memasukan botol ke mulut Asnawi yang membiru.
Asnawi merasa mual dan tidak enak, itu adalah minuman yang paling tidak enak dan menjijikan yang pernah melewati mulut dan tenggorokannya. Tak lama berselang Asnawi mulai sadar dan bisa kembali berbicara, namun masih merasakan sakit dan belum bisa bererak.
KAMU SEDANG MEMBACA
PACARKU KUNTILANAK
RomanceKisah ini bercerita tentang sesosok Kuntilanak yang bernama Hayati, dia jatuh cinta kepada seorang Laki-laki yang bernama Asnawi. Suatu hari Hayati memberanikan diri untuk menemui Asnawi. Akhirnya terjadilah pertemuan antara mereka berdua dan dimula...