"Minju,"
"Apa?"
"Gue suka sama seseorang di tempat bimbel gue. Tapi, gue ga berani nyampainnya, soalnya dia terlalu jauh buat gue gapai."
"Gue ga tau harus kasih saran apa, Jaem. Mungkin, lo bisa kebantu kalau baca buku yang judulnya What Should I D...
Semua imajinasi yang dibangun Jaemin lenyaplah sudah. Semua ini diakibatkan teguran Jeno yang tidak santai sama sekali. Mana pemuda itu sedang terkikik geli, sebelum menjatuhkan diri untuk duduk mengisi kursi kosong di depan Jaemin.
"Nyantai, dong! Kalau gue keselek gimana?" sewot Jaemin dengan tidak santainya.
"Hehe," kekeh Jeno geli. "By the way, Minju mana? Biasanya kemana-mana berdua terus, tuh."
"Lagi ngumpul ekskul jurnalistik, Dia. Bentar lagi 'kan sekolah mau ngadain event besar."
Jeno cuma membulatkan mulutnya sebentar. Beberapa detik kemudian, kedua pemuda itu kembali fokus dengan makanan masing-masing.
"Jen," panggil Jaemin.
"Apa?"
"Kenapa gue sukaー"
"Sama Minju?"
Jaemin refleks menoyor kepala Jeno, "gue belom selesai ngomong, etdah!"
"Loh, gue kira Lo sukanya sama Minju, Jaem," tanggap Jeno dengan semangat YOLO.
"Bukan..." balas Jaemin malu-malu. "Kenapa gue suka sama anak baru di kelas bimbel kita, ya?"
"Maksud lo, Olivia?"
Jaemin hanya bisa tersenyum malu-malu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.