Minju menautkan kedua tangannya. Gadis itu kebingungan. Benar-benar tidak mengerti dengan apa yang sedang terjadi.
Bahkan tadi di sekolah, Jaemin tidak mendengarkan protes Minju. Padahal gadis itu berkali-kali menyatakan bahwa ia memiliki tugas yang harus diselesaikan terlebih dahulu. Jaemin justru menariknya lebih cepat, bahkan langsung menaiki bus yang baru saja sampai di halte depan sekolah.
Sedari tadi, Minju hanya bisa menunduk. Tidak berani menatap Jaemin yang emosinya sedang bercampur aduk. Minju yakin, sepertinya Jaemin sedang marah kepadanya.
Tapi kalau Jaemin marah sama gue, kenapa dia malah narik gue pulang, ya? Batin Minju, bertentangan dengan pikirannya.
Gadis itu mencoba mereka ulang adegan, ketika Jaemin menarik paksa dirinya untuk meninggalkan sekolah. Minju sempat menoleh ke belakang, melihat ekspresi Yuri, Jeno, dan Eric yang cemas tidak karuan.
Sebenarnya, ada apa sih?
Bahkan ketika bus berhenti di halte komplek perumahan mereka, Jaemin masih bungkam. Tanpa suara sedikitpun, ia menarik Minju untuk turun dari bus. Gadis itu cuma bisa pasrah. Untuk alasan yang tidak pasti, Minju merasa sangat bersalah kepada Jaemin.
Genggaman pemuda itu semakin erat. Namun, ia masih takut untuk menatap mata gadis itu. Hawa di sekitar mereka begitu berat. Bahkan Jaemin saja sampai kesusahan untuk menarik napas.
Ketika tempat tinggal mereka hanya berjarak lima rumah lagi, Jaemin akhirnya mengeluarkan suara. "Matchamoccio."
Barusan Jaemin bilang apa?
"Itu akun kamu kan, Ju?"
Minju menautkan alisnya, takut-takut ia pun mulai menjawab. "Gi- gimana Jaem?"
"Wattpad yang username-nya Matchamoccio itu, milik kamu, 'kan? Waktu itu, kamu menolong kebingunganku lewat cerita kamu, 'kan, Ju? Terus, pas aku ga sengaja baca cerita kamu yang Him, kamu langsung hapus cerita itu. Karena kamu takut, kalau aku jadi tahu perasaan kamu, 'kan?"
Bak tersambar ribuan petir, tubuh Minju menjadi kaku, lidahnya menjadi kelu, dan wajahnya menunduk pilu. Apa ini akhir dari persahabatan gue sama Jaemin, untuk selamanya?
"Ju, kenapa?" tutur Jaemin putus asa.
Minju bergeming. Tidak mampu untuk menjawab setiap perkataan pemuda itu.
"Kenapa kamu malah diam begini? Kenapa kamu ga bilang sama aku, kalau selama ini kamu memiliki perasaan itu?"
Minju rasanya ingin menangis sekarang, tapi ia mati-matian menahan air mata yang sedang bersarang di pelupuk matanya. Hal ini membuat gadis itu menunduk semakin dalam, agar Jaemin tidak bisa melihat wajahnya.
Sementara Jaemin, pemuda itu merasa frustasi sekarang. Namun, pemuda itu kembali mendapatkan keberanian entah dari mana. Jaemin menggenggam kedua tangan milik Sang Gadis. Membuat gadis itu refleks untuk menatap mata teduh milik Sang Pemuda.
Sekarang, mereka saling melihat ekspresi masing-masing. Namun, keduanya sama-sama buntu. Mereka tidak bisa mengartikan raut wajah yang mereka lihat itu.
Tak sadar, air mata milik Sang Gadis luruh. Terbata-bata, ia mulai mencoba mengungkapkan sesuatu. Namun, hal yang mengejutkan justru mengambil alih tindakannya. Membuat Minju kembali bungkam.
Sekali lagi. Sekali lagi pemuda itu melakukan hal yang sama. Sekarang ia membawa kedua tangan mungil itu ke dekapannya. Membuat si pemilik tangan merasakan sensasi yang tidak mungkin bisa ia deskripsikan.
"Minju, waktu itu kamu bilang, jika kamu suka dengan satu orang... bahkan udah dua tahun lamanya."
Hening, Jaemin seperti kehilangan kata-katanya.
"Aku yakin, selama dua tahun itu... detak jantungmu pasti sama seperti yang kurasakan saat ini."
"Minju. Maafkan aku..."
"Maafkan aku, Ju.. selama lima tahun, aku salah mengartikan perasaanku sendiri. Selama lima tahun, aku merasakan detak jantung seperti ini. Namun, selama itu juga, aku malah menganggap ini hal yang biasa..."
"Minju maafkan aku.. aku telah mencintaimu, bahkan sebelum aku bisa menyadarinya."
27 Juni 2019
Kapan jadiannya nih bossku? -a/n
Revised: 20 Juli 2020
GILA BANGET. MEREVISI BAB INI BIKIN DEG-DEGGAN PARAH.
KAMU SEDANG MEMBACA
O1. Books (재민 , 민주)
Fanfic"Minju," "Apa?" "Gue suka sama seseorang di tempat bimbel gue. Tapi, gue ga berani nyampainnya, soalnya dia terlalu jauh buat gue gapai." "Gue ga tau harus kasih saran apa, Jaem. Mungkin, lo bisa kebantu kalau baca buku yang judulnya What Should I D...