Jumat, 22 Juni 2018. Pukul 17.56
"Oke ananda semua! Kita istirahat sebentar."
Seruan dari Bu Hwasa membuat seluruh panitia yang mendengarnya menarik napas lega. Begitu juga dengan Yuri, yang langsung menjatuhkan tubuhnya ke lantai seraya memijit-mijit bahu yang terasa pegal.
Hari ini merupakan kesibukan terakhir sebelum acara eksternal sekolah dimulai. Banyak sekali sekolah-sekolah yang baru mengajukan perwakilan mereka dalam mengikuti berbagai rangkaian acara yang diadakan. Akibatnya, divisi sekretariat harus pontang-panting mengurus pendaftaran itu.
Panitia-panitia lain juga sama lelahnya. Kecuali divisi desain dan dana yang telah merampungkan semua pekerjaan mereka seminggu yang lalu, sehingga mereka memilih untuk membantu menyelesaikan pekerjaan divisi lainnya.
"Gimana Yur, pendaftar hari ini?" tanya Minju sembari mengambil tempat di samping gadis itu.
Refleks Yuri langsung meletakkan kepalanya ke bahu gadis itu. "Gila banget! Banyak sekolah-sekolah yang baru ngirim utusan peserta mereka. Jadi gue sama yang lain panik nyusunin nomor pesertanya. Mana tadi sempat ada yang dobel, lagi!"
Minju meringis, bahkan dengan membayangkan saja, gadis itu sudah merasa lelah. "Kuat juga ya, lo, jadi ketua sekretariat."
Yuri hanya terkekeh sepat, sejujurnya dia juga pernah beberapa kali mengeluh. Hanya saja tidak mungkin ia keluhkan di depan anggota lainnya.
"Uluh-uluh, enak banget nyender-nyender!"
Yuri langsung melirik ke asal suara, mendapati Jaemin yang entah mengapa memilih untuk duduk di hadapan mereka berdua. "Iri? Bilang Bos!"
"Ngapain juga gue iri sama lo, Yur." Jaemin mencibir sembari bertopang dagu. "Eh main, yuk! jarang-jarang kita dapat istirahat begini."
"Emangnya mau main apa, Jaem? palingan bentar lagi bu Hwasa nyuruh kita balik kerja lagi." balas Minju sembari melirik arloji di tangannya, pukul 18.00. Kemungkinan besar, Bu Hwasa hanya memberi waktu istirahat sekitar 15 menit.
"Truth or Truth aja. Gausah pakai dare soalnya ga bakal terkejar." balas Jaemin dengan senyuman yang tidak bisa ditebak.
Namun, Yuri bisa menangkap sinyal jika pemuda itu sebenarnya ingin menanyakan sesuatu. Lo kalau mau modus kelihatan, bego! begitulah omelan Yuri, yang tidak mungkin ia suarakan.
"Ayok-ayok!" Yuri pun bangkit berdiri, meraih sembarang botol air mineral yang terletak di atas meja di dekat tempatnya duduk. "Daripada bosan duduk-duduk aja, mendingan sambil main sekaligus ngobrol."
Yuri melempar botol itu kepada si pemuda, dengan cekatan Jaemin menangkapnya sebelum botol itu mendarat ke mukanya. "Kalau ngelempar yang santai dong, Yur!"
Gadis itu hanya terkekeh, kemudian kembali duduk di lantai. "Udah, ayo cepat putar botolnya!"
Namun, sebelum Jaemin sempat memutar botolnya, Eric, Jeno, dan Siyeon tiba-tiba datang untuk ikut bergabung dengan permainan. Kini, lingkaran permainan itu sedikit ramai. Jaemin pun meletakkan botol air mineral di tengah-tengah mereka, kemudian memutarnya. "Truth or Truth!"
Jaemin memutar dengan keras, menyebabkan botol tersebut berputar sedikit lama. Keenam orang yang berada di sana menunggunya dengan hati yang berdegup kencang. Jujur, mereka sama-sama tidak berharap untuk dipilih oleh botol tersebut itu.
"YURI!" sorak Minju senang. "Gue! Gue ada pertanyaan bagus untuk anak ini!"
"Oke-oke, btw satu giliran, satu pertanyaan aja ya, biar cepat selesai juga." ucap Jaemin mengumumkan peraturan tambahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
O1. Books (재민 , 민주)
Fiksi Penggemar"Minju," "Apa?" "Gue suka sama seseorang di tempat bimbel gue. Tapi, gue ga berani nyampainnya, soalnya dia terlalu jauh buat gue gapai." "Gue ga tau harus kasih saran apa, Jaem. Mungkin, lo bisa kebantu kalau baca buku yang judulnya What Should I D...