"Minju,"
"Apa?"
"Gue suka sama seseorang di tempat bimbel gue. Tapi, gue ga berani nyampainnya, soalnya dia terlalu jauh buat gue gapai."
"Gue ga tau harus kasih saran apa, Jaem. Mungkin, lo bisa kebantu kalau baca buku yang judulnya What Should I D...
Tidak terasa, acara eksternal sekolah hampir mendekati hari-H. Seluruh panitia semakin sibuk. Bahkan, mereka mulai mengabaikan proses pembelajaran baik yang di kelas maupun di bimbel. Tenang saja, panitia telah mendapat izin khusus dari kepala sekolah.
Sudah beberapa hari pula, Jaemin dan Minju jadi jarang bersama. Tentu saja hal ini diakibatkan oleh divisi yang mereka urus. Sehingga mereka jadi jarang bertemu meski berada di dalam ruangan yang sama.
"Jaem, sibuk ga Lo?" sapaan ringan itu terdengar semakin mendekat. Jaemin hanya menoleh sebentar, kemudian kembali sibuk memainkan laptopnya.
"Bisa Lo lihat sendiri, Ric. Bu Hwasa minta gue ngedesain spanduk selamat datang, harus siap dua hari lagi." balas Jaemin sembari memperlihatkan layar laptop kepada temannya itu.
"Oalah, deadline-nya masih lama ternyata. Kalau gitu, mending Lo bantuin gue, Jaem." celetuk pemuda yang dipanggil Eric itu. Ia dengan seenak jidat menutup layar laptop Jaemin untuk mendapatkan atensi dari pemuda itu.
"SIANJIR, BENTAR DULU INI BELOM DI SAVE!" panik Jaemin. Beruntung ia sempat menahan pergerakan Eric.
Jaemin jadi bersungut-sungut sendiri. Setelah memastikan ia menyimpan desain setengah jadi itu, Jaemin langsung men-turn off laptop miliknya dan kembali menyimpannya ke dalam tas.
Pemuda bernama Eric itu hanya cengengesan, tapi lima detik setelahnya, ekspresi pemuda itu kembali berubah serius. "Ada perlengkapan anak sekretariat sama anak dekorasi yang masih kurang. Lo yang pergi beli ya?"
"Kok gue? kenapa ga anak perlengkapan aja yang pergi? trus gue mau pergi pakai apa coba? masa gue sendirian pergi belinya?" balas Jaemin mempertanyakan semuanya sekaligus.
"Anjir nanyanya satu-satu, dong!" tutur Eric kesal.
Eric berjalan menuju meja paling sudut yang digunakan panitia untuk meletakkan tas sekolah. Pemuda itu meraih tas miliknya, mulai mengeluarkan sesuatu. kemudian ia diberikan ke Jaemin.
"Lo pakai mobil gue aja. Nanti bakal ada anak dekorasi yang pergi sama Lo. Lo langsung ke parkiran aja, anaknya pasti udah nunggu di sana. Catatan barang yang mau dibeli juga ada sama dia." ucap Eric menerangkan.
Jaemin membentuk gestur oke di tangannya. Tanpa banyak bertanya lagi, pemuda itu langsung pergi menuju parkiran.
Sesaat setelah Jaemin meninggalkan ruangan, Eric melirik Jeno yang berdiri di dekat pintu sambil tersenyum. Diam-diam, mereka melakukan tos jarak jauh.
Misi pertama, berhasil!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Loh, Minju?"
Sapaan itu membuat Minju terkesiap. Gadis itu pun melirik ke belakang, ternyata yang tadi menyapanya adalah Jaemin. Sekarang, pemuda itu sedang berjalan mendekati dirinya.
"Lo disuruh Eric ke sini, ya?" tanya Jaemin.
Minju mengangguk, "iya. Tadi Eric minta gue buat temani dia beli perlengkapan yang kurang. Tapi, tuh cowok malah ninggalin kunci mobilnya di tas, trus dia ngasih gue list sama uangnya, dan gue disuruh nunggu di sini."