「37」at School

1.2K 238 4
                                    

Pagi ini, ketiga sejoli itu telah sepakat untuk mengadakan mission impossible sekali lagi. Bahkan Jeno, Yuri dan Eric rela untuk datang lebih pagi dari biasanya. Jeno dan Yuri memutuskan untuk stanby di balik pagar. Sementara Eric, bersembunyi di suatu tempat.

Setelah 15 menit menunggu, oknum yang mereka tunggupun akhirnya datang.

"Jaemin!" Dari arah yang tidak bisa diprediksi kedua oknum tersebut, Eric berteriak sekaligus berlari panik menuju Jaemin. "Akhirnya Lo datang juga."

"Ada apa, Ric? Ini masih pagi, lho. Jangan bilang kalau--"

"Ibu Hwasa cari Lo," ucap pemuda itu, memotong kalimat Jaemin. "Ada satu desain yang harus Lo revisi."

"Lagi?" Seru Jaemin terkejut. "Ric, datanya di laptop gue. Charger laptop gue 'kan hilang."

"Siapa bilang charger Lo hilang? Gue lihat ada charger laptop di dalam kardus perlengkapan sekretariat." ungkap Eric, agar rencana yang mereka susun bisa berjalan lancar.

"Serius, Lo? Syukurlah. Ju, aku ke sekre bentar, ya? tunggu di sini." Jaemin berlari kecil menuju sekretariat, tapi pemuda itu sempat untuk melihat ke belakang. Memastikan Minju tidak bergerak dari posisinya.

Namun, baru saja Jaemin memasuki pintu, ketiga sejoli itu dengan cekatan menculik Minju ke tempat yang tidak akan diketahui Jaemin.

Namun, baru saja Jaemin memasuki pintu, ketiga sejoli itu dengan cekatan menculik Minju ke tempat yang tidak akan diketahui Jaemin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalian bertiga kenapa, sih?" Itulah ucapan pertama Minju, ketika ia dan ketiga sejoli itu sampai di tempat persembunyian. "Gue perhatiin ya, seminggu belakangan ini kalian bertiga itu aneh, banget. Jangan-jangan--"

"Ju, kita bisa jelasin." potong Yuri, agar Minju tidak melanjutkan dugaannya.

"Berarti bener, kalian yang kasih tahu Jaemin akun Wattpad gue, ya?"

Yuri, Jeno dan Eric saling berpandangan. Tidak tahu harus mengungkapkan apa.

"Yuri, bukannya cuma Lo doang yang tahu tentang akun itu, ya?" selidik Minju, sepertinya tidak puas jika ia hanya menyaksikan ketiga orang itu terdiam.

"S-sorry, Ju. Gue kasih tahu Jeno.." ungkap Yuri akhirnya.

"G-gue tau dari cerita mereka berdua, Ju. Maaf.." sambung Eric terbata-bata.

Mendengar pengakuan itu, Minju hanya bisa menghembuskan nafas beratnya. Ia terlalu lambat menyadari skenario ini. Sehingga apa yang ia takuti benar-benar terjadi.

"Ju, Lo pasti marah, ya, sama kita?" tutur Jeno redam. Baru kali ini, ia melihat laki-laki maskulin yang ramah itu mengeluarkan ekspresi sedih seperti ini.

"Buat apa juga, gue marah sama kalian. 'kan semuanya udah terjadi begini." cicit Minju, sembari memijit dahinya sendiri.

"Serius, Ju. Maafin kita-kita ya. Sebenarnya, kita  melakukan ini juga untuk kebaikan Lo sama Jaemin, kok. Kami juga mau ngelihat hubungan Lo sama Jaemin berkembang. Bukannya nge-stuck disitu terus."

Minju tidak merespon, gadis itu masih sibuk memijit dahinya sendiri. 

"Eric, Jeno, Yuri... Makasih banget ya, ternyata kalian peduli banget sama gue." ungkap Minju akhirnya. Hal ini tentu saja membuat segaris senyuman tumbuh di bibir ketiga temannya itu.

"BTW, Ju. Gue boleh nanya, ga?" tutur Jeno, akhirnya mengajukan sesuatu yang sedari kemarin masih ia tahan.

Minju menoleh, mengisyaratkan dengan ekspresi wajahnya jika Jeno boleh bertanya kepada gadis itu.

"Kemarin, Lo ga diapa-apain sama Jaemin, kan?"

"Eh iya, bener juga!" sahut Yuri kemudian, "Gue kaget banget Jaemin jadi sebatu itu, kemarin. Bahkan Lo aja ga sempet ambil laptop sendiri, 'kan? untung gue bawa pulang."

"Yur, laptop gue masih sama Lo? makasih banget, ya."

Yuri mengangguk sebagai balasan ucapan dari Minju.

"Jadi, gimana Ju." gumam Eric yang sedari tadi terdiam itu. "Kenapa kemarin si Jaemin bawa Lo pulang tergesa-gesa begitu?"

Mendapatkan pertanyaan yang bertubi-tubi, membuat Minju menggigit bibir bagian dalamnya. Bagaimana pun juga, kisah kemarin itu sedikit terdengar cringe jika diceritakan ulang. 

"K-kemarin... Jaemin confess sesuatu ke gue.."

Ketiga sejoli itu  menjadi semakin penasaran. "Terus-terus, dia bilang apa?"

"J-Jaemin sebenarnya suka sama gue dari lima tahun yang lalu. Cuma, dia ga nyadar."

Baik Yuri, Jeno, maupun Eric saling melempar pandang. Masih belum bisa menerima pernyataan Minju barusan.

"Serius, Jaemin ga pernah cerita ke gue soal perasaannya sama Minju. Bahkan, gue baru tahu fakta ini hari ini, dikasih tahu barusan!" seru Jeno tertahan, pasalnya jam masuk kelas baru saja berbunyi sebentar ini.

"Lo bayangin deh, Kalau sampai saat ini Jaemin sama Minju masih diam-diaman sampai sekarang, mungkin mereka berdua gagal menikah!" seloroh Eric yang langsung mendapat jitakan dari Minju.

"Oh iya Ju," Yuri menepuk bahu gadis itu, mencoba mencuri atensinya. "Gue lihat hari ini Jaemin bawa mobil. Tumben banget, biasanya 'kan kalian selalu naik bus kalau pergi ke sekolah."

Minju mendadak mati kutu, ia tidak tahu harus mengungkapkan apa.

"Ngomong aja kali, Ju. Ga perlu malu-malu begitu." imbuh Jeno, yang sebenarnya juga penasaran kenapa Jaemin memutuskan untuk membawa mobil hari ini.

"S-soal itu.. Kata Jaemin, d-dia mau bawa g-gue jalan.."

Euforia mereka pecah, bersamaan dengan guru BP yang memarahi mereka sebagai panitia yang sedang membolos kegiatan.

Euforia mereka pecah, bersamaan dengan guru BP yang memarahi mereka sebagai panitia yang sedang membolos kegiatan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

22 Juli 2019

revised: 20 July 2020

O1. Books (재민 , 민주)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang