「41」at First Day of Event

1.1K 207 14
                                    

Acara di hari pertama selesai!

Namun, masih ada satu hari lagi. Apalagi untuk hari kedua ada beberapa lomba baru lainnya yang dilaksanakan, sehingga harus dilakukan beberapa penyesuaian. Mau tidak mau, panitia harus bekerja sedikit larut hari ini.

Minju selaku panitia dekorasi harus bekerja lagi malam ini, untuk menghias Aula yang digunakan untuk lomba solo song.

"Apa lagi yang kurang, ya.." gumam Siyeon, ketua divisi dekorasi dan tamu. "Ah iya, beberapa pot bunga. Yang cowok, tolong angkat bunga dari lantai bawah, dong!"

Siyeon menoleh ke belakang, dan tidak melihat satupun keberadaan panitia cowok.

"Loh, yang cowok-cowok tadi mana?" tanya Siyeon kebingungan.

"Kabur, Yeon." balas Minju, tangannya dengan cekatan menempel kertas krep dan balon yang digunakan untuk dekorasi latar panggung.

Baiklah, saatnya untuk Siyeon bersuara. Gadis itu keluar dari aula, berdiri di Balkon lantai tiga dan mulai bersorak, "ERIC, JENO!"

Teriakan membahana itu tentu saja membuat Eric dan Jeno langsung keluar dari ruangan sekretariat yang berada di lantai satu. Keduanya sama-sama mendongak, melihat ke arah lantai 3.

"PANITIA COWOK KOK KABUR, SIH? GUE BUTUH BANTUAN NIH!" teriak Siyeon lagi dengan tidak santainya.

"Sebentar Yeon, Gue cariin panitia cowok dulu!" balas Eric dengan teriakan juga.

"KALAU GA ADA YANG MAU, LO SAMA JENO AJA." Selesai berteriak, Siyeon kembali masuk ke ruangan sambil mendengus sebal. "Yang cowok-cowok memang seenak udelnya aja ya, kalau kerja." rutuknya.

Minju yang telah selesai menyusun tertas krep dan balon itu hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala, "bunganya yang kayak mana, Yeon? Biar gue bantu ngangkatin."

"Eh, Ju, jangan! Biar anak-anak cowok aja." larang Siyeon.

Namun, Minju tetap keras kepala, "gapapa kali Yeon. 'kan tugas gue juga udah selesai. Pot bunganya yang kaya gimana?"

"Gue bilang jangan, ya jangan, Ju! Pot bunga yang kita butuhin itu gede. Ga bakal kuat kalau kita yang ngangkat ke lantai tiga ini." cerocos Siyeon.

"Oh, yang gede, ya? Oke tunggu sebentar." Minju langsung menerobos pergi, mengabaikan teriakan Siyeon yang melarangnya.

Hanya ada satu cara yang bisa Siyeon lakukan.

"JAEMIN, CEWEK LO BANDEL NIH!"

Teriakan membahana itu sukses membuat Jaemin keluar dari ruangan sekretariat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Teriakan membahana itu sukses membuat Jaemin keluar dari ruangan sekretariat. Padahal, tadinya pemuda itu sedang bersembunyi dari Eric yang mencari panitia cowok untuk membantu mengangkat pot bunga.

Tentu saja, Jaemin tidak bisa membiarkan gadisnya mengerjakan hal itu sendirian.

Udah manggil gadisnya aja, emang udah jadian?

Dari jauh, Jaemin bisa melihat siluet Minju yang berjalan sembari memeluk sebuah pot besar. Meskipun temaram, Jaemin bisa melihat ekspresi Minju yang sedang kesusahan.

"Sini, aku yang angkat."

Minju terkejut, sejak kapan Jaemin ada di belakangnya?

"Gapapa Jaem, kamu angkat pot yang lain aja biar kerjanya cepat selesai." Minju enggan memberikan pot yang ada di pangkuannya dan malah menyuruh Jaemin mencari pot bunga yang lain.

"Ju, kamu nanti kecapean, udah biar aku aja."

"Ga bakal, ih. 'kan aku juga sama kuatnya kayak cowok!"

Namun pertahanan Minju gagal, Jaemin berhasil merebut pot bunga itu dari pelukan Minju.

Sebelah tangan peuda itu memeluk pot bunga, sebelah lagi ia gunakan untuk menggenggam tangan Minju, "udah, kamu jalan aja di samping aku."

Minju tidak punya banyak pilihan. Jadi ia hanya bisa mengikuti kemana Jaemin menarik tangannya.

Jujur, ketika sampai di lantai atas, Jaemin sebenarnya capek. Padahal ia baru mengangkat satu pot bunga. "Yeon, mau ditaro di mana?"

Siyeon menunjuk panggung kecil yang ada di Aula, "di depan panggung itu, Jaem. Setidaknya kita butuh lima lagi."

Jaemin melepaskan tangan Minju, kemudian berjalan menuju panggung untuk meletakkan bunga itu di sana. Ah, Jaemin lega, akhirnya pot bunga yang berat itu terlepas dari tangannya.

Namun, masih ada lima lagi...

Melihat Jaemin yang meringis tertahan, membuat Minju menjadi tidak enak. Meski Jaemin mencoba menyembunyikannya, tapi Minju bisa menangkap ekspresi pemuda itu. Maka ketika mereka menjemput pot yang kedua, Minju pun memaksa untuk ikut membantu. 

"Kita ngangkatnya bareng-bareng, ya? Kamu jadi capek kalau ngangkat sendiri, tahu."

Maka kelima pot lain, diangkat oleh Jaemin dan Minju bersama-sama. Sampai-sampai mereka tidak sadar jika panitia lain sedang bersembunyi dan memperhatikan kebucinan mereka dari kejauhan.

"Finally, terakhir!" seru Jaemin puas sembari meletakkan pot terakhir di panggung. Sementara Minju, sedari tadi udah meleper di lantai.

"Capek ya, Ju?" tanya Jaemin retoris.

Minju hanya mengangguk-angguk sejenak seraya tersenyum. Gadis itu terkejut karena Jaemin tiba-tiba ikut duduk di lantai dan menyandarkan punggungnya ke punggung Minju.

Jadi posisinya sekarang, mereka sedang punggung-punggungan.

"Coba bayangin kalau kamu angkatin potnya sendirian, Ju. Pasti udah tepar daritadi kamu." Jaemin terkekeh, membuat Minju usil dengan mencubit pinggang Pemuda itu.

"Enak aja. Ga bakal lah!"

"Bercanda Nyaii. Sakit!" Jaemin mengelakkan pinggangnya agar tidak dicubit Minju. Namun, tak selang beberapa lama, mereka berdua kembali duduk dalam diam.

"Ju." panggil Jaemin setelah dua menit berlalu.

Tidak ada jawaban.

"Ju?" panggil Jaemin sekali lagi. Tetap tidak ada jawaban.

Dengan hati-hati Jaemin menolehkan kepalanya, melihat keadaan Minju.

Gadis itu...

terlelap.

Dengan hati-hati, Jaemin mencoba mengubah posisi Minju agar ia tidak terbangun. Pemuda itu menjadikan pahanya sebagai bantal darurat, dan membiarkan gadisnya tertidur sejenak.

Sementara itu di luar aula, Siyeon sedari tadi memukul-mukul lengan Jeno, gemas melihat momen ini dari tempat persembunyian mereka.

Sementara itu di luar aula, Siyeon sedari tadi memukul-mukul lengan Jeno, gemas melihat momen ini dari tempat persembunyian mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

1 Agustus 2019

revised: 22 July 2020

O1. Books (재민 , 민주)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang