"Mentang-mentang lagi bebas, malah tidur di sini. Masuk kelas, sana!"
Omelan khas Minju mulai menggelora ketika gadis ini baru saja melangkahkan kaki memasuki ruang sekretariat. Jaemin hanya melirik gadis itu sebentar. Detik berikutnya, Jaemin kembali menelungkupkan kepala di antara lipatan tangannya.
"Lo sendiri juga ngapain di sini, Ju? Dekorasi dan Tamu, 'kan baru kerja pas H-1 acara." gumam Jaemin, bermaksud untuk membalas omelan Minju.
Minju iseng, sengaja menghempaskan berkas yang ada di tangannya tepat di samping Jaemin menidurkan kepalanya. "Gue habis dari kantor dinas, ditarik sama Eric buat ambil surat rekomendasi sekolah."
Jaemin mengangkat kepalanya karena kaget. Menyadari gadis itu sedang mengerjainya, iapun mendelik sebal kepada Minju. "Salah gue apa sih, Joo?!"
Minju terkekeh geli, melihat tingkah Jaemin yang satu ini, "Gue tau, Lo lagi ada apa-apanya, 'kan? Makanya jadi uring-uringan begini."
Itulah keajaiban seseorang yang telah menjalin pertemanan dari lama. Tanpa diberitahupun, Minju akan sadar jika Jaemin sedang menghadapi sesuatu yang pelik.
Jaemin sedikit termenung. Membuat pemuda itu larut dalam diam yang cukup lama, sebelum akhirnya ia memutuskan untuk bercerita.
"Ju," panggil Jaemin, "sebagai orang yang ga ada apa-apanya, apa gue berhak cemburu ga, sih?"
Minju mengerjap-ngerjapkan matanya. Kaget dengan arah pembicaraan Jaemin.
"Ini soal Olivia, Ju."
Minju akhirnya paham, "Ooh, sorry gue baru connect. Emangnya, Olivia udah punya pacar?"
"Bukaaan! Tapi kemaren, salah satu temen si Olivia ini ikutan bimbel di tempat gue, Ju. Ya, kebetulan di kelas gue masih tersisa satu tempat lagi, sih." cerita Jaemin.
"Temen dia, cewek apa cowo?"
"Ya cowok, lah! Makanya gue jadi cemburu."
"Emangnya si cowok ngapain, Jaem, sampai bikin Lo jadi cemburu gini?" tanya Minju serius.
"Ya, sebenarnya ga ngapa-ngapain, sih..." Jaemin menunduk ke bawah, memainkan tautan jemarinya. "Tapi, gue bisa ngeliat, kalau si cowok ini juga suka sama Olivia, mana tampangnya protective gitu, lagi!"
Mendengar penuturan Pemuda itu, membuat Minju kembali mengeluarkan senyum yang sarat akan makna. Ia juga tidak habis pikir, betapa pesimisnya Jaemin dengan perasaannya sendiri.
"Jaem.." panggil Minju dengan nada rendah. Membuat Sang Pemuda terkesiap, tanpa sadar mengeluarkan tatapan intensnya kepada Sang Gadis.
"Kejar terus, dong! Jangan menyerah di tengah jalan begini. Gue yakin, peluang Lo lebih gede buat mendapatkan si Olivia, daripada temennya itu."
Ironi memang, orang yang justru terjebak dengan perasaannya sendiri, malah mendorong orang yang ia sukai untuk mengejar orang lain.
Hai, Usbn ku masih sampai selasa, nih.
20 Maret 2019
Revised: 14 July 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
O1. Books (재민 , 민주)
Fanfiction"Minju," "Apa?" "Gue suka sama seseorang di tempat bimbel gue. Tapi, gue ga berani nyampainnya, soalnya dia terlalu jauh buat gue gapai." "Gue ga tau harus kasih saran apa, Jaem. Mungkin, lo bisa kebantu kalau baca buku yang judulnya What Should I D...