"Minju,"
"Apa?"
"Gue suka sama seseorang di tempat bimbel gue. Tapi, gue ga berani nyampainnya, soalnya dia terlalu jauh buat gue gapai."
"Gue ga tau harus kasih saran apa, Jaem. Mungkin, lo bisa kebantu kalau baca buku yang judulnya What Should I D...
Minju duduk di hadapan Jaemin, kemudian gadis itu juga melakukan kegiatan yang samaーmenyantap makanan pesanannya. "Bagus, dong! 'kan Lo orang terhebat desain se-angkatan."
Jaemin memberungut. Bukannya membela, Minju lebih memilih untuk menyetujui pendapat satu sekolahan. Padahal kemampuan Jaemin dalam mendesain, tidaklah sehebat itu.
Minju tersenyum kecil. Ia tahu persis apa yang sedang Jaemin bicarakan di hati kecilnya. Namun, gadis itu bergeming. Memilih untuk melanjutkan makan daripada memperpanjang perkara.
"Minju." Jaemin menatap gadis itu, yang ditatap hampir oleng karena salah tingkah.
"Apa?!" Tanpa bermaksud sengaja, Minju menaikkan nada bicaranya.
"Nyantai Ju, gue kan manggilnya baik-baik," Jaemin sedikit terkejut melihat tingkah teman kecilnya, "gue mau nanya sesuatu, nih."
"Nanya apa?" Minju meraih minuman miliknya, entah kenapa ia merasa haus mendadak.
"Lo apa ga mau cerita gitu, sama gue?"
Minju mengerutkan dahinya, tidak mengerti dengan arah pembicaraan Jaemin, "cerita apa?"
"Itu..." lidah Jaemin kelu, mendadak tidak bisa mengungkapkan rasa penasarannya, "siapa sih, diaーorang yang Lo suka?"
Pergerakan Minju terhenti, ditatapnya Jaemin dengan intens, "Lo mau tau gue suka sama siapa?"
Jaemin mengangguk dengan semangatnya.
Minju meletakkan sendoknya. Dengan penuh hati-hati, gadis itu mencondongkan badannya ke arah Jaemin agar pemuda itu bisa mendengarkan bisikannya.
"Raー" ucap gadis itu menggantung.
Jaemin gugup, mulai menerka-nerka siapa laki-laki yang awalan namanya adalah Ra. Raka? Radith? Ranjunーeh Renjun?
"ーhasia."
"Ju," geram Jaemin, membuat pemuda itu berekspresi Lo-yang-serius-dong!
"Hehe, lagian juga Lo ga bakal tau orangnya, Jaem." Gadis itu kembali melanjutkan suapan berikutnya.
"Ya apa salahnya gitu, 'kan? Lo berbagi ke gue sebagai teman kecil Lo, Ju..." Pemuda itu menyeruput minumannya, kegiatan berbicara ini membuatnya haus.
"Tumben, biasanya Lo ga pernah minta gue cerita begini, Jaem. Ada apa, sih?"
Minju seperti tahu ada sesuatu yang sedang dipikirkan pemuda itu. Sekarang, Jaemin sedang menimang-nimang, apakah ia menceritakannya pada Minju atau tidak. Bukannya Jaemin tidak percaya pada Minju, tapi pemuda itu takut jika Minju tidak mau mendengar ceritanya.
Habisnya, mereka berdua memang jarang membicarakan masalah hati. Jaemin telah menganggap Minju seperti adiknya sendiri. Yang berarti, Minju masih terlalu kecil untuk mendengar kisah percintaan remaja tanggung seperti dirinya.
"Ju, gue mau cerita sama Lo," tutur pemuda itu dengan yakin.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.