(29)

1.3K 86 1
                                    

"Lav"
Panggil Refiani

"Iya? Kenapa Ref ?" Tanya gue sembari membereskan pecahan gelas kaca di area dapur.

"Lo kuat dengan semua ini? Apa lo yakin kalo mereka bakalan seneng atas kehadiran lo dan termasuk keluarga lo?" Tanya nya dengan nada yang sedikit merendah

Gue yang mendengar ucapan dari teman sekolah gue itu langsung membalikkan badan ke arahnya. Refiani menatap gue dengan tatapan penasaran dan penuh dengan seribu pertanyaan yang sedang merayapi pikirannya.

Karena hal itu, gue berjalan menghampiri Refiani. Gue merasa ga enak kepada ia karena hal yang beberapa menit berlalu tersebut.

"Ada apa teman? Bukankah hal itu sebenernya wajar bagi kita? Kalau madalah seperti itu, gue sebenernya udah terbiasa. Mungkin karena tadi pertama kali dapet teror kayak gitu gue ngerasa lumayan kaget. Tapi tenang aja, gue ngerasa kita bakalan baik-baik saja dan lebih mengenal kepribadian dan sifat mereka masing-masing" Ucap gue sembari menepuk bahunya.

Ia hanya menatap gue dengan tatapan lesu dan saat ia menegakan kembali kepalanya, Refiani terkejut karena ia melihat kembali Al dan Cicil di depan pintu ruang dapur.

Mereka muncul dengan kondisi seperti semula kembali. Namun, gue masih melihat Refiani sangat ketakutan. Ia hanya menutupi semua itu, tapi ga nunjukin secara langsung.

Gue berajalan mendekat kearahnya dan....

Do You See What I See [?]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang