(56)

509 38 1
                                    

"Di jadiin budak kita seru tuh kayaknya" Balas perempuan berambut hitam pendek sembari mengeplkan kedua tangannya. "Iya, biar bocah itu rasain apa yang pernah kita alamin sama kakak-kakak senior dulu" Sahut perempuan berambut hitam panjang yang melihat sinis ke arah gue.

"Sependek itu pikiran yang ada di otak kalian?" Tanya perempuan berambut sedikit pirang itu lagi setelah mendengar pendapat kedua temannya barusan. "Ga ada yang lebih berbobot lagi?" Tawarnya yang memberi kesempatan.

"Harus berbobot bagaimana lagi? Itu sudah hukum senior seperti kita ini kan?" Tanya perempuan berambut pendek dengan heran.

"Jangan menurut hukum senior di sekolah ini, tetapi hukum alam pembalasan dendam senior kepada junior" Perempuan berambut hitam sedikit pirang menatap gue kembali denga tatapan yang lebih tajam dari sebelumnya. "Kita habisin dia disini sampai tak tersisa, setuju?"

Seketika keheningan berubah menjadi gelagak tawa jahat yang memenuhi isi pendengaran gue. Naura negatif mereka bertiga semakin menajam. Niat mereka yang sedari awal sudah mencurigakan.

"Kak, maaf mungkin saya harus ke kelas" Cerocos gue. Seketika semua kembali hening, ketiga orang tersebut kembali menatap gue. Tanpa memedulikan mereka, gue melngkah menjauh dari mereka. Sesampainya di pintu kedua tangan gue digenggam kuat oleh tangan lain. Tentunya, tangan salah satu diantara mereka bertiga.

"Eits, mau kemana? Kan urusan kita belum selesai" Sahut perempuan rambut hitam sedikit pirang. "Main kabur aja emangnya segampang itu lo mengelabui kita" Bisik perempuan berambut hitam panjang yang tepat dibelakang gue.

"You can't leave without getting anything from us" Lanjut perempuan berambut hitam pendek yang menepikan poni yang hampir menutupi mata gue.

Ngik ngik ngik

Tiba-tiba, lampu yang tergantung bergoyang kuat tanpa arah. Tak lama setelah itu lampu tersebut putus dan membuat gelap.

Klek

Pintu tiba-tiba tekunci, padahal tidak terdapat kunci di depan maupun di dalam.

Gresss

Keran wastafel terbuka dan megalir sendirinya tanpa ada yang meyalakan sama sekali.

"Ini pasti kelakuan lo kan?! Iya kan?!" Perempuan berambut hitam pendek mengangkat kedua tangannya dan menampar pipi kanan gue.

Tiba-tiba, perempuan berambut hitam pendek tersebut terlempar jauh dan menabrak pintu wc paling pojok dan tak sadarkan diri. Spontan, kedua temannya yang lain berniat membantu temannya yang terlempar tersebut, tetapi mereka berdua juga mengalami nasib yang sama, bahkan lebih buruk. Perempuan berambut hitam sedikit pirang terlempar hingga jendela sedangkan perempuan berambut hitam panjang terlempar hingga pintu kamar mandi. Mereka semua tak sadar dan gue hanya bisa menahan tangis dan terkejut bukan main.

Gue seketika tertarik untuk melihat ke cermin kamar mandi, dan benar disitu terlihat sesosok wanita bertubuh besar berambut panjang dan berwarna pirang emas tertangkap di cermin. Kedua tangannya membengkak besar bahkan melebihi ukuran kakinya dan sedikit terdapat luka sobekan. Ia menatap gue dengan tatapa khasnya. Aura yang ia keluarkan sensitif dan tajam, tetapi kepada gue dia menunjukkan aura positifnya, sehingga gue simpulkan jika sosok tersebut telah menolog gue dari senior yang akan menghajar gue habis-habisan.

Ngekkk

Tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka dan tanpa basa-basi gue bergegas keluar dan berlari meninggalkan tempat tersebut.

***

Halo Halo Hai

Konflik selesai yey dan kali ini aku bener-bener nepatin janji ya jadi DONE

Sengaja up jam segini soalnya masih fresh dan tentunya tetap membawa aura creepy jika menurut manusia indigo.

Kak kapan up lagi? Inshallah ya kalau ada waktu luang aku bakalan up, tapi janji ga akan lama-lama ga nyampe 2 minggu kayak sebelum-sebelumnya. 

Segini dulu oke byeee

Voment + Supportnya ya wankawan

Do You See What I See [?]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang