(28)

1.2K 97 5
                                    

Dengan perlahan kita berdua menoleh secara perlahan ke seisi ruangan, dan disana, di pojok ruangan, gue dan Refiani melihat dua sosok yang melayang tegak dengan mata memerah serta ekspresi yang benar-benar dalam amarah besar.

Dan mereka

Al dan Cicil

Dan tak lama, banyak sosok yang mulai muncul di dekat kita berdua. Mereka juga membawa emosi amarah yang sama dengan Al dan Cicil

Gue dan Refiani bener-bener bingung dengan semua ini. Mereka masih menatap kita dengan tatapan yang makin memarah

Setelah beberapa menit kemudian, Al dan Cicil datang menghampiri kita. Mereka bener-bener berubah dari wujud yang kita kenal.

Wajah dipenuhi darah
Mata merah
Hidung bernanah
Telinga mengeluarkan banyak belatung
Mulut mengeluarkan banyak air liur yang menjijikan
Tubuh membengkak
Bau yang membusuk

Ya,
Itu definisi mereka berdua sekarang,
definisi temen-temen gue sekarang,
terakhir, itulah mereka Al dan Cicil

"Ada apa dengan mereka semua? Apa yang sudah gue dan Refiani lakukan? Apa yang membuat mereka marah seperti itu padahal sebelumnya mereka belum pernah semarah itu? Apa hari ini adalah hari buruk mereka atau bahkan gue dan Refiani sebagai manusia?" Gumam gue di dalam hati sembari mengintropeksi diri tentang kejadian yang memburuk ini.

Dengan memberanikan diri gue bertanya kepada kedua temen gue tersebut.

"Al, Cil, kalian berdua kenapa? Apa ada yang salah dengan aku dan Refiani lakukan?" Tanya gue perlahan dengan intonasi merendah.

Mereka berdua belum menjawab, bahkan mereka malah lebih mengeluarkan emosi yang makin membara. Jujur, gue melihat mereka dalam kondisi seperti itu semakin merinding, bulu kuduk gue berdiri,  keringat dingin mulai bercucuran deras, dan energi gue mulai terkuras oleh energi mereka.

Dengan perlahan, gue mengumpulkan energi kembali dan mencoba kembali untuk bertanya kepada mereka berdua.

"Teman-teman, kalian kenapa? Ada apa yang sudah membuat kalian jadi seperti begini?" Tanya gue sekali lagi. Dengan ekspresi mereka yang memarah, akhirnya salah satu dari mereka berdua maju menghampiri gue dan Refiani, yaitu Cicil.

"Apa yang kalian lakukan? Apa yang membuat kami marah? Kenapa kami berubah seperti ini? Itu semua karena ucapan kalian berdua, Lav. Kami mengenal kalian sebagai teman yang baik dan kami memandang kalian sebagai teman yang bijak. Namun, apa yang kalian lakukan kepada kami? Apa yang membuat kalian dendam kepada kami? Ingat, kami tidak akan sekali-sekali mengganggu kehidupan kalian selagi kehidupan kami damai. Kami persilahkan kalian berbuat apapun terhadap dunia kalian, tetapi tidak dengan dunia kita. Jangan kalian anggap kita hanya makhluk yang lebih rendah dari kalian, tapi sebenarnya bahwa kami bisa lebih kejam dari kalian" Ucapnya dengan intonasi yang sedikit demi sedikit meninggi dan hampir memecahkan gendang telinga gue.

Pada akhirnya, gue mengerti apa yang mereka mau. Pada saat itu juga gue mengerti apa itu hubungan antar sesama.

"Kami mohon maaf teman-teman sudah mengganggu ketenangan kalian. Aku dan Lavina sudah khilaf dalam semua ini" Sahut Refiani yang membuat suasana menjadi tenang.

Tak lama, akhirnya mereka semua secara satu-persatu menghilang beserta Al dan Cicil. Siasana krmbali seperti semula, namun masih banyak barang-barang yang berserakan

Lalu kita berdua bereskan bersama.

Do You See What I See [?]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang