(74)

431 20 10
                                    

Gue membuka mata secara perlahan. Pandangan gue masih gelap dan kabur serta kepala gue yang sakitnya semakin menjadi-jadi. 

"Woy lo ga apa-apa kan?"

Terdengar suara laki-laki tepat disebelah gue. Ia menggerakkan tubuh mungil gue dengan keras serta menepuk-nepuk kecil wajah gue. Dengan kondisi setengah sadar gue hanya bisa mendengar kata-kata itu tanpa bergerak sedikitpun.

Perlahan pandangan gue mulai jelas kembali. Terlihat sosok laki-laki yang duduk tepat disebelah gue yang tak lain adalah, Bagas.

"Gas?" Panggil gue memastikan apakah itu Bagas si sepupu gue atau hanya bayangan samar.

"Iya?" Sahut Bagas dengan nada lembutnya diiringi suara khas deep voice nya. 

Wajahnya yang tampak lusuh dan khawatir tergambar sangat jelas. Namun, perlahan semua hal itu memudar setelah menyadari kalau gue sudah sadar.

"Btw minum dulu nih" Perintah Bagas yang menyodorkan botol minum yang terisi air mineral. Refleks, gue langsung meraihnya dan meneguk secara cepat dikarenakan faktor kelelahan dan haus dicampur aduk.

Bagas yang melihat reaksi gue seperti 'cacing kepanasan' tertawa geli serta memasang mimik wajah meledek. "Pelan-pelan ga ada yang minta air minum lo ntar keselek" Lanjut Bagas sembari mengusap pucuk kepala gue.

Gue membalas tatpan mata hangatnya yang sangat jarang tersebut dengan tatapan yang sama. Namun, seketika pandangan gue teralihkan ke arah sekeliling gue.

Gue dan Bagas berada di suatu tempat tertutup yang dimana firasat gue mulai menebak-nebak kembali. Terlihat dari atapnya saja, sudah jelas ini bukan rumah gue, bahkan dari dinding-dindingnya yang lusuh serta beberapa barang seperti lemari yang dipenuhi sarang laba-laba yang semakin menambah kesan tidak terawat.

Bukan hanya itu saja yang membuat tempat ini sangat aneh, filling gue makin menjadi-jadi. Ya, tentunya aura yang dimunculkan disini benar-benar negatif. Sesekali, gue menyium bau anyir darah yang melesat cepat di indra penciuman gue.

Fix disini gue makin yakin kalau tempat ini memang ga baik untuk gue dan Bagas singgahi.

"Kenapa ngelamun?" Sontak, gue kaget bukan kepalang saat mendengar lontaran pertanyaan dari Bagas secara mendadak itu.

Gue menatapnya dengan mimik heran "Kita dimana?" ---

***
Halo

Next part kita lanjut ya gais

See you

Jangan lupa voment, share, dan support kalian ya ❤








Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 05, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Do You See What I See [?]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang