(14)

2.2K 141 2
                                    

"Woy sadar udah jam 7 anak-anak yang laen udah pada baris cuman lo doang yang belom baris disitu" Panggil seorang cewek dari arah sebelah kanan.Spontan, gue langsung melihat ke cewek tersebut.

Cewek itu berambut hitam yang dikuncir kuda, berkacamata, hidungnya mancung serta matanya yang sipit.

Ga ada yang aneh sih, tapi agak ganjel aja gitu. Mungkin menurut orang lain dia biasa aja tapi sebenernya yang buat gue agak ganjel dari cewek ini hanya satu hal, dia diikuti oleh sesosok genderuwo yang tinggi, hitam dan mengerikan.

Dia melihat gue dengan lirikan yang tajam sembari mengepalkan tangannya. Sumpah baru pertama kali gue diliatin oleh genderuwo dengan tatapannya yang mengerikan kayak gini.

Tapi disitu ia mulai mengenalku, berinteraksi denganku sama hal nya juga ke aku. Kita berinteraksi dengan matabatin masing-masing tetapi kedua mataku masih menatap ke arah cewek yang ada didepanku.

Gue terdiam karena kita masih berinteraksi dengan masing-masing sampai dia mengijinkan gue buat membalas sahutan dari cewek yang ada didepan gue.

"Iya iya santai geh bro gue juga nyetel headset ga gede-gede amat kok" Sahut gue sembari melepas headset yang terpasang di kedua telingaku.

"Ya udah gih cepetan itutu siswa baru udah pada baris di lapangan" Balas perempuan itu sembari menunjuk ke arah lapangan yang sudah di penuhi oleh banyak siswa dengan telunjuk kanannya.

"Eitsss... bentar geh gue lagi ga ngomong sama kakak senior kan? Lo anak baru juga kan? Apa jangan-jangan lo anak baru tapi udah kelas 11 bahkan 12" Tanya gue dengan nada bingung campur aduk dengan penasaran.

"Engga loh ah ya udah kenalin nama gue Steviany Anggy Zandarav gue anak baru disini dan sekarang gue anak kelas 10 kayak lo dan sekarang kita temenan oke. Dah ah kuy cabut ntar kalo ada guru lewat terus ngeliat kita kan masalahnya lebih besar lagi" Jelas dia.

Ya, namanya Steviany Anggy Zandarav. Temen baru gue. Temen gue yang nyata sekaligus juga gue dapet satu paket dengan sesosok genderuwo tersebut yang menjadi temen baru gue yang beda alam.

Jujur aslinya gue ga mau punya temen kayak dia yang punya pengikut gituan, tapi mau gimana lagi daripada gue ga punya temen kan lebih horor lagi. Udah takdir gue kayaknya.

"Kenalin juga nama gue Lavina Carola Feodora lo panggil aja gue Lavina" Sahut gue sembari menjulurkan tangan kanan.

"Ya udah ya udah kuy lah GC ke lap..." Dia membalas juluran gue dan seketika ia lansung menarik tangan gue.

"Eitsss... bentar bentar" Potong gue

"Apalagi Lavina?!" Sahut dia dengan nada kesel

"Aku harus manggil lo siapa?" Tanya gue dengan lugu

"Terserah lo ah basing mau apa aja yang penting sekarang ayok kita cabut ke lapangan nanti keburu acara pembukaan sekaligus peresmian siswa barunya udah kelar" Jawab dia sembari menarik tangan gue.

Dengan pasrah akhirnya gue ngikutin dia ke arah lapangan dan menaruh tas di sebuah gedung lalu berlari ke lapangan dan masuk ke barisan.

Setelah masuk ke barisan aku dan Stevia hanya berjarak lima cm saja karena hanya dipisahkan oleh dua barisan. Namun, kali ini gue ngerasa ada yang ganjel ga tau itu karena hawa panas yang alami karena alam dan manusia atau hawa panas yang berasal dari mereka yang sebenernya dari tadi memperhatikanku dengan tatapan yang mengerikan. Walaupun begitu, gue cuman bisa berdoa kepada Tuhan biar ga diganggu terus-terusan oleh mereka dan upacaranya cepet selesai.

Do You See What I See [?]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang