(31)

1.3K 93 6
                                    

"Lav, bangun ... Lavina ..." Panggil siapa saja yang menggoyang-goyangkan tubuh gue.

Mata gue terbuka tapi seseorang yang ada di depan gue itu belum terlihat jelas. Dengan terpakasa, gue mengucek-ngucek mata. Pada akhirnya seseorang yang berhasil membangunkan itu adalah Refiani.

Ya, terlihat jelas semuanya. Dia lah yang telah menyadarkan gue.

Ga tau kenapa, gue seketika sedikit kaget dan aneh atas kehadirannya.

"Alhamdulillah akhirnya sadar Lav" Ucapnya sembari mengendus nafas lega. la terlihat begitu cemas, ga tau kenapa merasa gue mendadak ga enak dengan perempuan yang sekarang duduk samping gue itu.

Perlahan, gue berusaha untuk duduk tegak dan gue kembali ke normal lagi. Gue bergeser perlahan untuk berada di hadapannya.

"Lo itu ngapa Lav? Sakit? Capek? Apa gimana? Kok bisa-bisanya lo sampe segininya" Tanyanya lagi dengan intonasi yang sedikit lebih keras.

Gue hanya menggeleng-geleng. Jujur, gue bingung. Sekali lagl, gue masih bingung malah bingung dengan yang udah terjadi sama gue.

"Lo kenapa dong? Cerita pleaseee .. jangan diem-diem gitu, sumpah gue jadi ga enak sama lo Lav" Tanyanya lagi. Wajarlah namanya orang bingung juga pasti bakalan nge-blank, nah itu kondisi gue sekarang.

"Lav, apa lo kesambet setan?" Tanyanya yang membuat gue benar-benar lebih sadar.

Ya, itu baru inget kejadian yang barusan gue alamin.
Ya, perempuan itu jahat.
Ya, dia lah yang menyebabkan kondisi gue jadi gini

"Ga apa-apa Ref, lo gimana? Dapur udah beres belum?" Tanya gue balik.

"Dapur apa? Emangnya kenapa dapur lo? Gue kan baru dateng" Jawabnya spontan.

"Lah? Terus yang dari tadi sama gue itu?" Tanya gue bingung.

"Terus dari tadi siapa? Dan siapa di depan gue? Apakah dia beneran Refiani atau yang lain? Selama ini gue berfikir ke arah mana?" Gumam gue di dalam hati yang bertanya-tanya tentang kejadian yang terjadi.

Kondisi semakin ga kondusif. Semuanya bener-bener hancur, berantakan, dan mengerikan.

Ga tau kenapa secara tiba-tiba bulu kuduk gue merinding. Feeling dan insting gue semakin memburuk. Semuanya memburuk

Memburuk

Pada saat itu, tiba-tiba gue baru sadar kalau gue sekarang berada di tengah jalan yang gelap dan sunyi. Udara semakin membuat tubuh gue membeku.

"Saya rasa kamu mulai sadar, Lavina Carola Feodora" Ucap Refiani lagi

Semua semakin ga enak. Gue punya feeling kalau dihadapan gue sekarang bukanlah Refiani, tetapi yang lain. Aku yakin itu pasti mereka. Namun, gue tetep berusaha postif thinking kalau itu tetep bener-bener Refiani.

"Maksud lo?" Tanya gue balik

TIN TINNNNNN.....

JEDERRRR........

Mobil dari arah kanan gue, kehilangan kendali dan menabrak gue

Do You See What I See [?]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang