(42)

835 55 7
                                    

Gue mencoba menghela nafas dengan tenang kembali dan mulai mengumpulkan nyali untuk mengahadapi sesosok makhluk yang paling gue hindari selama hidup.

"Saya Lavina, saya salah satu siswi baru di sekolah ini" Balas gue yang masih menunduk dan belum berani sama sekali untuk menengok kearahnya. Gue berusaha tenang, tapi semua itu gagal. Keringat dingin gue semakin bercucuran, bulu kuduk gue berdiri semua, badan gue yang semakin kaku, dan seluruh tubuh gue gemeteran.

"Tahan Lav... tahan... lo lebih kuat dari dia" Gumam gue di dalem hati sembari mengepalkan tangan dengan kuat.

"Dengan tujuan apa kamu ada disini?" Tanya makhluk itu lagi. Hawa-hawanya sudah bener-bener mencekam saat berada di deket dia. Namun, gue mencoba untuk tetap fokus pada pembicaraan kita berdua. Antara batin dengan batin.

Gue mengingat kembali dan mencerna pembicaraan dia.

But, wait

Dia bertanya tentang tujuan gue dateng ke tempat ini. Pada saat itu gue langsung menahan tawa dan berusaha kembali tenang. Tenang dan tenang.

"Iya kali gue kesini buat numpang mandi. Jelas-jelas gue udah pakai seragam sekolah putih abu-abu, bawa tas, pakai sepatu, dan yang jelas gue udah ngomong ke dia kalau gue adalah salah satu siswi baru disini. Ya ampun ada-ada aja lo om gende hehehe" Gumam gue di dalem hati yang masih menahan tawa. Jujur baru kali ini gue ketemu makhluk yang dua kali nanya dengan pertanyaan yang berbeda namun tentunya dengan jawaban yang sama. Antara ngeri-ngeri kocak gitu.

Tapi, saat itu juga gue kembali fokus dan lebih sedikit serius dengan pertanyaan yang dilontarkan makhluk itu. Gue menghela nafas dengan tenang dan memejamkan mata sebentar lalu kembali membukanya.

"Tujuan saya ada di tempat ini, ga lain adalah belajar dan melakukan tanggung jawab terhadap diri saya sendiri secara positif" Balas gue dengan intonasi yang normal disertai raut wajah yang kembali serius. Sebenernya aku adalah tipe orang yang ga suka basa-basi dan fokus terhadap satu hal.

"Baiklah, kalau begitu apa yang kamu ingat jika berada di tempat ini?" Tanyanya lagi yang sedikit mendekat dengan gue. Seketika, rasa bingung gue bertambah. Kali ini pertanyaannya yang sedikit sulit gue mengerti.

"Apa yang gue inget? Maksud dia apa coba?" Gumam gue di dalem hati. Gue mencoba mengingat-ngingat kembali tentang apa yang gue ingat yang bersangkutan dengan sekolah ini dan makhluk itu.

Tiba-tiba gue teringat ucapan yang pernah diucapkan oleh sesosok genderuwo tersebut.

"Kalian jangan aneh-aneh disini. Kalian jangan mencabut maupun memindahkan tanaman yang ada disini, jangan lari-lari diatas rumput, jangan kalian melakukan kegiatan apapun dengan kolam yang ada dideket gedung kantor apalagi sampai kalian membuat rusuh para ikan disitu karena ikan-ikan itu adalah perwujudan dari beberapa bangsa kita disini dan bertingkahlah kalian dengan sewajarnya karena penunggu tertua disini ada didekat kolam ikan itu yang tepatnya di kursi berwarna cokelat. Karena jika kalian sudah melanggar peraturan itu, maka kalian akan merasakan akibat dari penunggu tertua disitu.
Bentar kayaknya waktu itu dia pernah ngomong gitu, tapi dimana ya?" Gumam gue di dalem hati. Dan yang jelas dari semua itu, gue lupa minta izin ke mereka semua.

Dengan keterpaksaan gue harus ngeliat mereka yang ada di sekeliling gue dan tentunya makhluk yang satu ini, om gende. Gue menghela nafas dan mencoba untuk menenangkan diri gue kembali. Dengan sigap gue kembali menatap mereka satu persatu.

"Sebelumnya, saya Lavina secara pribadi dan mungkin seluruh teman-teman saya memohon izin kepada kalian semua, mungkin dikarenakan saya lupa dalam hal ini maka saya meminta maaf sebesar-besarnya kepada kalian semua" Balas gue yang masih menatap mereka. Setelah mereka mendengar apa yang gue ucapkan, secara perlahan, satu persatu dari mereka mulai menghilang dari hadapan gue, dan terutama tatapan gue.

Diantara mereka semua, hanya sesosok genderuwo tersebut yang belum menghilang dari penglihatan gue.

"Mbak ayo lama banget sih. Ngelamun mulu gitu lah" Sahut Bagas yang menyadarkan gue dari pemikiran para penghuni disini. Gue yang tersadar langsung melihat ke arahnya diikuti dengan senyuman kecil.

"Iya Bagas, rese banget sih kayaknya lo" Balas gue yang masih menatapnya.

"Gece ah mbak, gue tinggal nih lo" Sahutnya lagi yang terlihat kesal dengan gue. Gue yang melihatnya hanya tertawa kecil.

"Iya iya" Balas gue. Mungkin karena gue sudah membuatnya menunggu lama, ia sudah mulai berjalan terlebih dahulu.

Sebelum gue menyusulnya, gue menatap sesosok genderuwo atau yang gue sapa dengan om gende itu dengan sedikit garis senyum yang terukir di wajah gue. Gue berpamitan dengannya lalu mulai berlari-lari kecil menjauhi dirinya dan mulai mengejar sodara sepupu gue yang sudah lebih jauh dari posisi gue sekarang. Ga lama kemudian, gue menengok kembali ke tempat makhluk itu berada, namun sudah ga ada dan sudah bener-bener menghilang yang tak meninggalkan jejak apapun.

Gue hanya tersenyum dan kembali berlari untuk mengejar sodara sepupu gue yang sudah sangat jauh di depan sana.

***
Hai hai hai

Oke sesuai janji DYSWIS sudah update lagi dan tentunya dengan penyelesaian konflik yang sebelumnya belum tamat. Tapi tenang sekarang konflik yang satu ini udah tamat kok

Maaf ya, kalau chapt kali ini tingkat keseruannya ga seperti yang kemarin-kemarin lagi, soalnya badan aku lagi bener-bener nge-drop 😭 dan untuk hari ini aku ga bisa bales komen kalian, mohon maklum ya 🙏

Pokoknya tunggu ya konflik-konflik yang diciptakan dari karya ini dengan adegan yang ga kalah menegangkan.

Oke thanks buat kalian yang udah rela nunggu dan yang udah voment cerita ini

Calm down, you are the main one this story is more advanced and of course you are also the priority of this story 💕💕

Oke segini aja dan selamat membaca jangan lupa juga tinggalin jejak kalian dengan support dan voment kalian masing-masing yupsss

Do You See What I See [?]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang