(58)

438 34 1
                                    

Tettt

Bel sekolah berbunyi kedua kalinya. Menandakan untuk seluruh muridmemasuki ruang kelasnya masing-masing karena kegiatan belajar akan dimulai.

Tepat disaat itu juga gue dan Bagas telah memasuki ruang kelas. Kita berdua langsung menduduki tempat masing-masing. Sembari menunggu guru masuk ruang kelas, gue menyiapkan alat tulis serta buku dan menaruhnya di atas meja.

"Assalamualaikum" Terdengar suara salam dari arah pintu kelas. Spontan seisi ruang kelas menoleh ke arah sumber tersebut, termasuk gue.

Terlihat disana, seorang laki-laki berbadan besar dengan keperawakannya serta kumis tebalnya yang membawa kesan sangar berdiri tepat di depan pintu. Ditangannya, ia membawa sebuah tas hitam dan penggaris kayu yang menambah keyakinan jika dirinya adalah guru yang mengisi mata pelajaran pertama.

"Walaikumsalam" Seluruh murid menjawab salamnya. ia mengangguk sekali lalu berjalan menuju mejanya. ia meletakkan tas nya dan mengambil spidol yang sudah tersedia di papan tulis.

Laki-laki tersebut tersenyum ke arah selruh murid kelas "Selamat pagi semuanya" Salamnya lagi.

"Pagi juga, pak" Sahut seisi murid kepadanya.

"Perkenalkan nama saya Hamdi Kurniawan, kalian boleh panggil saya Pak Hamdi. Saya disini sebagai guru bidang studi matematika dan kebetulan saya disini sebagai wali kelas kalian" Jelasnya secara detail. Ya, dia adalah guru di sekolah ini, Pak Hamdi.

"Wow mtk wali kelas kita" Cerocos Bagas perlahan sembari membisikki gue. Gue hanya tersenyum dan kembali mengalihkan perhatian gue kepada Pak Hamdui.

"Ada yang ingin ditanyakan? Jika tidak buka buku catatan kalian hari ini kita akan mempelajari basic dari materi matematika wajib kelas 10. Catat yang bapak tulis di papan. Apakah bisa dimengerti?" Jelasnya lagi sembari bertanya.

"Siap, sudah dimengerti pak" Jawab serentak seluruh murid kelas.

"Baiklah silahkan catat" Perintah Pak Hamdi. Semua murid mulai mencatat materi yang ditulis di papan.

Gue perlahan mencatat materi ke dalam buku catatan.

"Hey"

Tiba-tiba terdengar suara memanggil gue. Suaranya aneh, ada sesuatu yang sedikit mengganjal dari sumber suara tersebut. Gue menghela nafas berat dan tak memedulikan suara tersebut.

"Hey"

Kedua kalinya suara tersebut terdengar lagi. secara terpaksa, gue menoleh kea rah sumber suara berasal. Ternyata, tepat di samping gue.

Terlihat sesosok anak kecil berdiri di samping meja gue. Wajahnya hancur, lehernya robek dan di tangannya memegang boneka yang sudah rusak. Gue meliriknya sebentar, rasa takut, mernding dan tidak peduli bercampur aduk.

"Ayo kita main" Ajaknya yang melirikku tajam.

Disaat itu, gue bersikap cuek dan pura-pura budeg dengan ajakan tersebut. Gue berusaha terfokus untuk menulis, tetapi....

***

Hai halo

Part nya lanjut ya, stay disini

Jangan lupa voment & share

Do You See What I See [?]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang