Gue berlari melewati lorong demi lorong sekolah. Mengingat waktu yang semakin menguras jam istirahat. Gue berharap jika disaat gue sampai di kelas, dalam kondisi dimana hanya ada gue sendiri dan sesosok anak kecil tersebut.
Jantung gue berdebar kencang, antara gue yang sekarang sedang berlari dan ketika gue sedang ingin dihadapkan dengan suatu kenyataan yang tak kasat mata, ketika bertemu dengan sesosok yang sudah gue janjikan untuk bermain.
Keringat mulai bercucuran yang perlahan membasahi baju seragamku secara tiba-tiba. Diantara banyaknya tantangan juga yang gue hadapi hari ini.
Wajah gue pucat. Namun, bukan pucat karena sakit. Melainkan pucat karena setiap gue menguras energi gue demi hal yang tidak masuk akal. Antara takut, bimbang, dan hancur bercampur aduk menjadi satu ramuan.
Cittt
Sepatu gue mendadak menahan tubuh gue yang melamun. Kaki gue telah memopang dan mengendalikan sepatu.
Ya, gue sudah sampai di tempat tujuan gue sekarang. Ruang kelas.
Krek krek krekkk
Pintu kelas perlahan gue buka perlahan agar tidak menimbulkan bunyi yang terlalu nyaring. Kepala gue perlahan melewati pintu sembari memeriksa, 'apakah ada satu orang pun yang ada di dalam ruangan ini?'
Setelah gue amati secara rinci dan teliti, ruangan kelas terlihat sepi bahkan tidak ada satupun orang yang berada di dalam ruangan ini.
"Hufttt syukurlah" Ucap gue perlahan. Gue menghela nafas lega dan memasuki ruangan kelas dan menutup pintu dengan rapat. Disaat gue membalikkan badan, sama sekali belum muncul kejanggalan apapun tentang keberadaan dirinya.
Gue berjalan sembari melihat kanan-kiri. Hasilnya, nihil. Tidak ada apapun yang menunjukkan keberadaan dirinya.
"Hey, aku sudah disini" Panggil gue yang masih melihat kanan-kiri gue.
Masih tidak ada respon
"Kamu dimana?" Tanya gue yang tetap masih melihat kanan-kiri yang menunggu kepastian.
Masih tidak ada respon
"Ayo main" Panggil gue kesekian kalinya. Kali ini gue berniat jika benar-benar mencari gue tapi tidak menunjukkannya. Gue putuskan untuk berhenti mencarinya.
Tetap tidak ada respon
Gue menghela nafas pendek. Sesuai keputusan yang gue ambil, gue msmbalikkan badan dan melangkah menuju keluar ruangan kelas. Tetapi-
***
Hola haloOke sudah up dan part nya berlanjut yess
Semangat sekolahhh
Jangan lupa read, voment, share, dan support gaiseu
KAMU SEDANG MEMBACA
Do You See What I See [?]
HorreurIndigo Satu kata berjuta arti, berjuta rasa dan berjuta rahasia. Mau ga jadi anak indigo? Mau ga mau gue harus nerima takdir gue sebagai seorang indigo dan udah ga bisa ditolak lagi apalagi diilangin. Gimana sih rasanya jadi anak indigo? Ada enak ad...