hyunjoon pun pulang ke rumah. em sekali lagi, entah bisa ia sebut rumah atau tidak. hyunjoon melepaskan sepatunya dan menaruhnya di rak. kakinya melangkah menuju dapur dan mengambil sekaleng soda dari kulkas.
"oh akhirnya kau pulang juga?"
hyunjoon menolehkan kepala dengan malas, lalu menatap sinis orang yang ada di hadapannya, "berisik, eric"
"ternyata lebih mempan rayuan tuan hyunjae ya daripada rayuanku, ck ck ck" eric menggeleng-gelengkan kepalanya.
"menggelikan"
"jadi, kau sedang mencari orang yang mengirim bukti permainanmu ke pihak polisi ya?"
hyunjoon melempar kaleng soda yang sudah kosong ke dalam tempat sampah, lalu berjalan melewati eric, "diam saja dan nikmati posisimu sebagai sekretaris tuan hyunjae"
"aku bisa membantumu"
"lupakan, aku tidak butuh"
"sungguh aku bisa membantumu, aku dapat mengurusi haknyeon"
hyunjoon menatap eric dari sudut matanya, "oke"
"mudah sekali"
"aku sudah malas berkeliling dan hanya mendapatkan jawaban yang mengecewakan, lebih baik aku menyerahkan hal mengecewakan itu kepada orang yang mengecewakan juga"
"hey! apa-apaan perkataanmu itu?!"
"jaga nada bicaramu, eric. kau tidak sedang berada di rumahmu sendiri"
"bukan rumahmu juga, bukan?"
"aku hanya tidak menganggap ini sebagai rumahku"
"hmm, rumahmu itu.. cyrille bukan?"
mata hyunjoon memincing, "jangan merasa bahwa kau tau segalanya, semua itu hanya sandiwara, kau juga tertipu bukan?"
"tidak tuh, aku sudah tau"
"ck, kau menjengkelkan. suaramu terdengar sangat jelek di telingaku" hyunjoon melanjutkan langkahnya dan pergi ke dalam kamarnya.
♛
hyunjoon memasuki sebuah cafe yang berada di tengah kota. maniknya bergerak kesana-kemari, mencari sesosok perempuan yang telah membuat janji dengannya. hingga sebuah lambaian tangan menarik perhatiannya, ia pun langsung berjalan mendekati lambaian tangan tersebut.
"lama sekali kau!"
"ck, berisik, seperti biasanya" hyunjoon duduk di kursi yang ada di hadapan perempuan itu.
"jadi, kau mau memesan terlebih dahulu atau mulai bercerita?"
hyunjoon mendengus, "memangnya aku harus menceritakan apa, jia?"
jia mengangkat kedua bahunya, "jangan pura-pura tidak tau, hyunjoon"
"kau sama berisiknya dengan eric"
"eric? sekretaris ayahmu?"
"sekretaris si pria tua"
jia memutarkan bola matanya malas, "kau masih tidak mau mengakui ayahmu ternyata"
"memang"
"jadi, kau sudah menghampiri semua tersangka itu?"
hyunjoon mengangkat kedua bahunya, "hanya dua dan jawabannya mengecewakan. jadi yang terakhir aku serahkan saja kepada eric"
"oh? kenapa?"
"percuma jika aku membuang-buang waktu dan hanya mendapatkan jawaban yang mengecewakan"
jia mengangguk-anggukkan kepalanya, "jadi dengan kata lain, kau belum menemukan sang pelakunya?"
hyunjoon menganggukkan kepalanya.
"ck ck ck, menyedihkan sekali"
"hmm, memang"
"nasibmu masih terancam, hyunjoon"
"memang"
"ck, kau tenang sekali. kau tau kan kalau kau tertangkap, kau akan dikenakan hukuman mati?"
"iya, aku tau"
"lalu kenapa kau setenang itu? aiisshh, kenapa aku yang panik?"
"seorang iblis memang harus kembali ke asalnya bukan? jadi aku tidak masalah dengan itu"
jia menggeleng-gelengkan kepalanya, "kau memang aneh"
"terimakasih"
"OKE! WAKTUNYA KAU BERCERITA, HEO HYUNJOON!"
hyunjoon menatap jia malas, "cerita apa?"
"hubunganmu──dengan cyrille, hehehe"
"hanya sandiwara"
"benarkaaah?"
hyunjoon menganggukkan kepalanya.
"aku tidak percaya"
"terserah. dengan kata lain, kau juga sudah masuk ke dalam sandiwaraku saat itu"
"okeoke," jia menghembuskan napas, "untung aku bukan cyrille yang ditinggal oleh seseorang begitu saja dengan pernyataan bahwa semua kenangan itu hanyalah sebuah sandiwara"
hyunjoon hanya menatap jia datar tanpa ingin mengatakan sepatah kata apapun.
♛
padahal skenarionya sih bentar lagi end. tapi ini kenapa idenya berdatangan menyerang kehaluan aku jeeerrr. keknya makin panjang neh^______^ .GGGG JAN NGAREP KAWAN
aku up semalem ini gapapa kan?
HEHEHEHEHEHEHEHE
KAMU SEDANG MEMBACA
Psycho Hwall ✓
Fanfiction☾ Ft. Heo Hyunjoon ヾ2O18 ☽ Cute face doesnt mean that Hyunjoon is a good boy