sesuai janji, cyrille menemani hyunjoon untuk menemui suruhan ayahnya. entah siapa itu, bahkan cyrille tidak tau ayah hyunjoon itu bekerja dimana, pembunuh bayaran mungkin? tapi rasanya tidak mungkin.
di mobil, hyunjoon hanya menatap lurus ke jalanan, tidak mengajak cyrille berbincang atau apapun itu. cyrille yang merasa awkward pun tidan berani mengatakan apapun. entah kenapa suasananya menjadi mencengkam.
"cyrille" akhirnya hyunjoon bersuara.
"iya?"
"jangan jauh-jauh dari ku nanti"
"i-iya"
ingin rasanya iya bertanya, kenapa? tapi nyalinya terlalu ciut. raut wajah hyunjoon sangat serius saat mengatakan kalimat tadi. memangnya apa yang akan ditemui di sana?
mobil berhenti di sebuah basement yang sepi, entah karena akhir pekan atau memang keadaan itu yang seharusnya terjadi di basement. hyunjoon menghela napas, matanya tetap memandang lurus ke depan.
cyrille menatap hyunjoon dengan perasaan takut dan bingung. kenapa hyunjoon seserius ini padahal dia hanya bertemu dengan suruhan ayahnya? apakah ada hal penting?
"ayo"
cyrille mengangguk, ia keluar dari mobil dan langsung menghampiri hyunjoon. entahlah, ia merasa ketakutan.
hyunjoon menggenggam tangan cyrille dan berjalan, menuju bagian basement yang lebih dalam.
"kau datang ternyata"
hyunjoon menatap malas lelaki paruh baya di depannya, "katakan saja intinya"
"wow wow, tenang, kau semakin dingin ya sekarang"
"ck, jika kau hanya ingin bersandiwara, lebih baik kepada oranglain saja"
"okeoke, sabarlah"
hyunjoon menunggu.
"ayahmu menyuruhmu untuk kembali ke rumah"
"tidak mau"
"ck, ayolah. jangan membuat pekerjaanku terasa sulit dengan harus membujuk bocah nakal sepertimu"
hyunjoon menggertakan giginya, "keluar saja dari perusahaan, maka kau tidak akan kesulitan melayani permintaan tuan hyunjae, eric"
eric──tangan kanan tuan hyunjae berdecak, "gampang kau katakan"
"itu saja?"
"iya, tuan hyunjae menyuruhmu untuk menghubunginya secepat mungkin untuk mendengar kepastian darimu"
hyunjoon tertawa remeh, "apa yang mau lelaki tua itu lakukan?"
"entahlah, aku tidak bisa mengatakannya. ikuti saja kemauannya"
"aku tidak akan semudah itu tunduk kepadanya"
"yah terserahlah"
hyunjoon berbalik dan kembali ke mobilnya. sedari tadi cyrille hanya menyimak pembicaraan mereka tanpa ingin menyela. bahkan ingin bertanya pun ia takut.
"tadi siapa?" pertanyaan pertama yang keluar dari mulut cyrille saat mereka sudah di perjalanan.
"tangan kanan tuan hyunjae"
"tuan hyunjae itu──ayahmu?"
"aku lebih suka memanggilnya lelaki tua"
cyrille berdecak, "bagaimana pun juga dia itu ayahmu, hyunjoon"
"aku tidak peduli"
"hah terserahlah"
perjalanan tidak terhambat oleh apapun. hanya butuh sepuluh menit, mereka pun sampai di rumah hyunjoon.
"antarkan aku pulang, masa aku tinggal di rumahmu lagi? besok kan sekolah"
hyunjoon tidak menggubris perkataan cyrille. matanya fokus ke menatap ke jendela atas rumahnya.
"masuk sebentar, aku tidak akan lama"
cyrille menghela napas dan mengangguk, ia keluar dari mobil, lalu masuk ke dalam rumah hyunjoon. di dalam, hyunjoon menyuruhnya untuk diam di sofa ruang tamu, sementara ia naik ke lantai dua.
cyrille mengiyakan saja, tanpa ada rasa curiga. ia mendudukkan pantatnya ke sofa dan mengelus bulu b yang barusan menghampirinya.
"AAKK!" suara teriakan terdengar dari atas.
cyrille langsung berdiri dan naik ke atas, bersama dengan b.
"hyunjoon apa yang──"
kaki cyrille bergetar hebat, tangannya ia gunakan untuk menutupi wajahnya. keringat mengalir di pelipisnya.
malam ini, ia kembali melihat hyunjoon membunuh seseorang.
tangan hyunjoon penuh darah dengan sebuah organ di tangannya. entah apa itu, cyrille tidak bisa melihat dengan jelas karena kondisi lorong rumah yang kurang cahaya. bau darah menusuk indera penciumannya.
darah terciprat kemana-mana, membentuk suatu tkp yang luas. mata sang korban sudah lepas dari bingkainya. mulutnya terbuka lebar, seperti sobek. perutnya sudah sobek dan mengeluarkan organ-organ inti di dalamnya, sepertinya tulang rusuknya pun sudah patah. sebuah pisau masih menancap di kepalanya dan di dadanya.
hyunjoon mengambil satu mata yang sudah lepas dan memasukkannya ke dalam mulut sang korban. lalu menusuknya dengan pisau yang lain. entah dari mana pisau itu ia dapatkan. tangannya beralih menuju bagian perut dan mengeluarkan usus sang korban dengan tragis, lalu menjatuhkannya di lantai seperti sedang bermain mainan ular. kakinya yang masih memakai sepatu menginjak perut sang korban dengan keras. membuat darah kembali keluar dari tempatnya.
cyrille berusaha mengeluarkan suaranya, namun susah.
hyunjoon menolehkan kepalanya dan mendapati cyrille yang menyaksikan permainannya.
hyunjoon menghela napas, gadisnya kembali melihat anggota tubuhnya yang ia gunakan untuk memainkan permainannya.
"cyrille, diam di ruang tamu. aku akan membersihkan ini dulu, lalu mengantarkanmu pulang"
♛
secara aku tuh gabisa sadis ke orang. jadinya ga jago bikin kek ginian huhuhuhu. maaf yak
double up completed!
see you next time!
KAMU SEDANG MEMBACA
Psycho Hwall ✓
Fanfiction☾ Ft. Heo Hyunjoon ヾ2O18 ☽ Cute face doesnt mean that Hyunjoon is a good boy