Doa Ibu Tak Pernah Ganti

191 2 0
                                    

Doa Ibu Tak Pernah Ganti

19.8.1985, 00.36

Ibu, engkau duduk di hadapanku.

Ibu tak bisa mati dalam hidupku.

Sampai larut malam usia wadagku nanti, Ibu memanggang cintaku.

Pandangan mata Ibu tak menagih apapun.

Tapi aku akan menyicil bayaran demi bayaran, dalam perdagangan dengan Tuhan yang aneh.

Doa Ibu tak pernah ganti.

“Allah perkenankan dan kurung anakku dalam ijaah-Mu untuk berdiri membela kaum fakir miskin. Allah, istaqim waladi, tegakkan kaki anakku. Allah nawwir qalbuhu, cahayai hatinya. Allah pelihara imannya. Isikan tawakkal dan sabar di dadanya. Allah penjaga waktu dan ruang. Allah pengangon hari dan malam. Alladzi la tudrikuhul-abshar wa-huwa yudrikul-abshar. Allah yang tak terlihat, yang melihat, yang menyediakan segala hal tak terduga....”

Doa Ibu mengangkat tanganku untuk menampar mukaku sendiri yang hina.

Doa Ibu lugu dan sungguh-sungguh.

Ibu tak tahu slogan, dan manusia tak bisa menyelenggarakan pameran apapun di hadapan Tuhan.

Doa Ibu memantulkan hidup Ibu.

Kata-kata ibu memproyeksikan keringat Ibu.

Ibu duduk di hadapanku.

Desa kita dan dunia berkecamuk di antara kita.

Airmuka Ibu selalu bertanya apakah anak-anak Ibu bukan beberapa lembar daun kering yang melayang-layang disebul angin.

Anak-anak Ibu harus menjawab, dan anak-anak Ibu belum makin mampu untuk menjawab.

#IBU, TAMPARLAH MULUT ANAKMU

#ZAITUNA

Kumpulan Tulisan Emha Ainun NadjibTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang