Besar dan Kecil, Permainan Apa, Bu?
21.8.1985, 02.20
Besar dan kecil. Besar kecil. Permainan apa sesungguhnya itu, Bu?
Ibu mengerjakan besar dan kecil hanya berlaku bagi kedudukan antara Tuhan dan manusia.
Selebihnya kata besar dan kecil kita pakai hanya sebagai bahasa, tidak sebagai hakekat.
Namun anak-anakmu meniup balon-balon besar untuk menyembunyikan kekecilannya — tidak di hadapan Allah -- melainkan di hadapan manusia atau sesuatu lainnya.
Anak-anakmu belum memerdekakan dirinya dari struktur kasta besar kecil yang menapasi hampir semua segi perhubungan antara manusia.
Sungguh, di hadapan Ibu anakmu harus bertanya dengan perasaan mendalam, kenapa belum bisa dihindarkan berlangsungnya tatanan yang demikian keras membedakan antara yang kecil dengan yang besar? Orang derajat kecil orang derajat besar? Ekonomi kecil ekonomi besar? Kesudraan sosial kecil kepriayian sosial besar? Serdadu ilmu kecil dan ksatriya ilmu besar? Rendah diri dan besar kepala?
Pertanyaan itu harus dipelihara seperti menjaga mutiara hati kecil yang tak pernah terlihat dan amat jarang disadari.
Pertanyaan itu menyimpan cita-cita yang tidak masuk akal, namun lebih tak masuk akal lagi apabila kita membatalkannya sebagai cita-cita.
Pertanyaan itu harus disirami kesuburannya, seperti kita diam-diam tak pernah melepaskan nurani yang teramat lembut, meskipun ia menjadi bahan tertawaan di tengah kesibukan pasar, di riuh lalulintas yang pusing kepala.
#IBU, TAMPARLAH MULUT ANAKMU
#ZAITUNA
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Tulisan Emha Ainun Nadjib
SonstigesSebuah permenungan dari Emha Ainun Nadjib akan berbagai tema kehidupan. Menumbuhkan nuansa kemanusiaan di tengah gejala yang melunturkannya. Ini hanyalah tetes kecil, dari guyuran khasanah kehidupannya... Selamat memesrainya.