Bendunglah Mulut Anakmu

82 2 0
                                    

Bendunglah Mulut Anakmu

20.8.1985,16.00

Ibu, bendunglah mulut anakmu yang terlalu banyak jual jamu dengan kata-kata yang tidak terdapat pada kebiasaan bahasa berpikir Ibu serta semua tetangga kita di desa.

Ibu, tegurlah dengan kebersahajaanmu agar anakmu membatasi untuk ikut memeriahkan kemewahan yang dipentaskan di atas kertas-kertas necis buku-buku, koran dan majalah, makalah-makalah seminar, atau yang disodorkan di dalam berbagai pawai kefasihan intelektual di kelas-kelas, ruang konperensi, hotel, kantor, villa, atau auditorium universitas.

Anakmu insyaallah tahu menghargai semua kesibukan itu, tapi anakmu sedang mengusap busa-busa mulutnya.

Segala yang dibicarakannya dan ditulisnya seolah terasa kental merasuki kisruh sejarah ummat manusia — termasuk yang berlangsung di desa kita.

Tapi dari sisi lain sesungguhnya antara pembicaraan itu dengan keadaan tetangga-tetangga kita, kurang saling tahu menahu.

Kalau ada satu dua butir padi buah anakmu yang sempat berguna, biarlah ia berguna tanpa kita harus mengingatnya.

Yang anakmu kini sedang lakukan ialah membuktikan kepada Ibu kehinaan dan kerendahannya.

Ibu, inilah anakmu yang sampai hari ini belum lebih sukses dari sekedar membangun beberapa tumpuk keangkuhan pikiran.

#IBU, TAMPARLAH MULUT ANAKMU

#ZAITUNA

Kumpulan Tulisan Emha Ainun NadjibTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang