Prolog

1.6K 88 7
                                    

Halo semuanya!^^

Salam kenal, namaku Citra. Note ini baru aku ketik di bulan maret 2021 dan status aku sekarang adalah mahasiswa. Kalian boleh panggil aku kakak/ade/author/Cit/Ra/dll asal jangan yang aneh-aneh, yaa😂. Ini cerita pertama yang aku buat saat SMP dan baru di publish di wattpad saat kelas 11 sampai 12 SMA.

Aku mau ngerevisi ulang cerita ini dari awal sampai akhir. Di awal setiap chapter nanti aku beritahu apakah chapter itu sudah direvisi atau belum. Jadi harap maklum ya kalau cerita yang sudah direvisi kurang nyambung dengan bagian yang belum di revisi karena akan ada banyak alur yang berubah. Aku harap cerita ini semakin membaik setelah di revisi, jadi kalau kalian mau memberi kritik ataupun saran jangan sungkan untuk tulis di komentar ya!^^

*chapter yang sedang direvisi akan di unpublish dan di publish kembali ketika sudah selesai direvisi😉

Sebelum membaca, ada sedikit hal yang ingin kusampaikan.
penjelasan singkat dari kata "harph/harphs" artinya adalah kekuatan atau kemampuan alami masing masing orang yang sudah ada sejak mereka dilahirkan. Sisanya akan dijelaskan dalam cerita.

Selamat membaca! ^^

**_______________________________**

"Jangan menoleh! Teruslah berlari sampai tenagamu habis!"

Dorongan di pundak itu terasa sangat nyata. Aku terus berlari walaupun dadaku terasa sesak sampai akhirnya kakiku tersandung batu. Keseimbanganku pun sirna dan kini aku jatuh bebas dari jurang yang dangkal. Ketika tubuhku hampir menghantam tanah dengan kerasnya, aku terperanjat sampai ranjang yang kutempati sedikit bergetar.

Cahaya lampu di ruang bernuansa putih inilah yang pertama kali menyambutku begitu membuka mata. Napasku memburu dengan keringat dingin mengalir dari pelipis. Aku beranjak duduk, mencari segelas air yang biasa tersedia di nakas samping ranjang.

Hah ... mimpi itu lagi.

Sudah beberapa hari ini aku dihantui oleh mimpi yang sama. Tidak, kurasa itu bukan sekadar mimpi. Aku benar-benar mengalaminya sebelum berujung di rumah sakit ini.

Matahari mulai menampakkan sinarnya saat aku membuka jendela. Dini hari, waktu yang tepat untuk mencari udara segar di taman rumah sakit.

"Halo, selamat pagi."

"Selamat pagi, suster."

Beberapa perawat menyapaku saat kami berpapasan di koridor rumah sakit. Mereka selalu tersenyum pada semua pasien dan melakukan yang terbaik untuk merawat kami. Suasana pagi di rumah sakit ini masih terlihat sepi, hanya nampak beberapa suster yang sedang berlalu lalang dan dokter yang baru datang.

"Selamat pagi, Arami." Seorang suster yang kukenal menyapaku dari meja resepsionis. Ia tersenyum ramah dengan tangan dipenuhi kertas catatan. "Hari ini juga bangun pagi seperti biasa, ya."

Aku tersenyum dan bersandar pada meja resepsionis yang tingginya kurang lebih hampir sedadaku. "Selamat pagi, Suster Himaru. Apa pintu menuju taman sudah dibuka?" tanyaku sambil menunjuk sebuah pintu kaca yang letaknya tak jauh dari tempatku berdiri.

"Sudah, Pak Yamato membukanya lebih pagi karena khawatir kau terbangun lebih cepat seperti kemarin."

Sosok pria paruh baya pemegang beberapa kunci ruangan di rumah sakit ini terlintas dibenakku ketika mendengar namanya. "Ah ... kemarin aku bermimpi buruk sehingga tidak bisa tidur lagi setelah terbangun." sahutku seraya menggaruk pipi dengan jari telunjuk. Sebenarnya, mimpiku selalu sama setiap hari dan itu merupakan mimpi buruk.

Wozry : The Green Fire Harph ✔ [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang