Selamat membaca!
**________________________**
"Wah, lihat!"
Murid-murid di kelas menoleh ke arah lapangan dengan serempak, begitu pula denganku. Aku sontak berseru kagum ketika melihat berbagai binatang yang terbentuk dari harph milik para Senior di luar sana.
Ada kuda yang terbentuk dari air, tupai dari api, ular dari tanah dan hei, bahkan ada naga yang terbuat dari angin! Itu keren sekali.
"Ekhem, anak-anak, kembali fokus ke depan." ucap Seizawa-Sensei sambil mengetuk-ngetuk papan tulis.
Sebagian dari kami kembali fokus ke depan, sedangkan sisanya masih asyik memerhatikan keadaan di luar sana.
"Sensei, kenapa kita tidak ada pelajaran mengenai harph?" sahut salah satu murid yang duduk di barisan belakang. Beberapa murid turut mengangguk-angguk menyetujui pertanyaan tersebut.
Benar juga, padahal akademi ini dibangun khusus untuk melatih murid ber-harph murni, tetapi kenapa justru tidak ada pembelajaran mengenai harph?
Seizawa-Sensei berjalan mendekati meja murid terdekat dan berhenti di depannya. "Karena secara hukum, murid tingkat Junior belum diizinkan untuk menggunakan harph baik di lingkungan akademi maupun publik. Fisik kalian belum terlalu kuat untuk mengontrolnya. Oleh karena itu, di tingkat Junior ini kalian hanya mempelajari teorinya saja."
Keluhan kecewa seketika terdengar di penjuru kelas. Mungkin hanya aku satu-satunya murid yang bersyukur karena kami tidak diperbolehkan menggunakan harph. Tahun depan kami akan menjadi murid tingkat Senior, sepertinya aku harus segera mempelajari cara menggunakan harph air milikku.
Tak lama kemudian bel istirahat makan siang pun berbunyi. Aku membereskan buku pelajaran dan memasukkannya ke dalam tas.
"Arami, siang ini kau mau makan apa?"
Belum sempat aku menjawab, tiba-tiba terdengar seruan dari pintu belakang kelas.
"Kitagiri Yui dan Shimada Naomi!" Dua gadis yang sedang berdiri di depanku saat ini segera menoleh ke arah pintu. Seketika tubuh mereka menegang ketika menyadari siapa orang yang memanggil. "Datang ke ruanganku sekarang juga."
"Ba-baik, Sensei."
Mereka berdua saling melirik bingung.
"Apa kalian melakukan kesalahan?" tanyaku.
Naomi menatap Yui sedatar-datarnya. "Apa kau menyalin tugasku tanpa mengganti kalimatnya tadi pagi?"
"Um ... ya, sedikit." jawabnya sambil membentuk huruf "C" menggunakan ibu jari dan telunjuknya, lalu tertawa gugup. Sebelum Naomi meluapkan rasa kesalnya, Yui segera menambahkan. "A-aku tidak sempat mengganti kalimatnya agar tidak sama persis karena bel masuk keburu berbunyi!"
"Kalau begitu siang ini kami hanya makan berdua." sahut Kinozaki yang tiba-tiba muncul dari samping. "Ayo?" ajaknya seraya menggandeng lenganku.
"Ah, aku juga ingin ikut makan dengan Kayano!" Rengek Yui, namun Naomi segera menyeretnya ke luar kelas.
"Kita pergi duluan, ya." Aku mengangguk dan melambaikan tangan pada Yui dan Naomi.
"Sampai jumpa di kantin!"
Beberapa hari berlalu sejak aku berteman dengan Kinozaki Kayano. Reaksi teman sekelas ketika melihat kami datang bersamaan cukup beragam. Ada yang hanya mengamati, ada yang saling berbisik, dan ada yang langsung menghampiri kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wozry : The Green Fire Harph ✔ [REVISI]
Fantasy|Fantasy & minor-Romance| # 1 - FantasyAdventure (5 Feb 2022) # 1 - MagicSchool (18 Nov 2019) # 4 - fantasy-romance (4 Okt 2019) # 6 - Minorromance (9 Okt 2019) Arami tidak ingin percaya pada surat yang ada ditangannya. Tetapi setelah membaca sur...