Ch.11"High School"

502 42 5
                                    

Selamat membaca!^^

**____________________________**

"Sekali lagi saya ucapkan selamat datang di Akademi Virtute. Semoga kalian merasakan masa-masa yang menyenangkan selama tiga tahun bersekolah di sini."

Tepuk tangan memenuhi aula begitu sambutan dari kepala sekolah selesai. Ini hari pertama kami sebagai murid tingkat Senior. Upacara pembukaan baru saja berakhir tetapi kami masih berbaris dengan rapi di aula.

"Bukankah sekarang waktunya Chris muncul?" bisik Kayano yang berbaris di sampingku.

"Benar, tadi aku lihat dia pergi ke luar barisan untuk bersiap-siap naik ke podium."

Baru saja dibicarakan, suasana yang tadinya sepi seketika mulai dipenuhi oleh suara orang-orang yang sibuk berbisik pada satu sama lain. Chris yang sedang merapikan jas seragamnya seraya berjalan memasuki podium di hadapan seluruh murid seketika menjadi pusat perhatian.

Dia ditunjuk untuk berpidato sebagai perwakilan dari lulusan dengan nilai tertinggi di angkatan kami.

"Wah, siapa dia?" bisik seorang gadis di belakangku pada temannya. Sepertinya dia berasal dari akademi lain karena semua murid di akademi ini sudah mengenal Chris.

"Dia Christopher Ray."

"Apa? Dia Christopher yang itu? Sungguh? Dia juga terkenal di akademiku karena pernah datang untuk mengikuti olimpiade."

Wow, aku baru tahu kalau Chris seterkenal itu.

"Hei, hei, apa dia sudah punya pacar?" bisik gadis lain di depanku.

"Untungnya tidak."

"Wah! Untung saja aku masuk ke akademi ini!"

"Tapi sainganmu ada banyak, lho."

"Tidak ada salahnya mencoba, hahaha."

Setelah sibuk menyimak pembicaraan orang-orang mengenai Chris yang sedang berpidato di depan, aku kembali menatap lelaki itu.

Dia selalu mendapat peringkat satu, ketika mengikuti duel pun hampir tidak pernah kalah, wajahnya tampan, tinggi badannya ideal, sifatnya periang dan menyenangkan, pantas saja jika orang-orang menyukainya.

Orang sehebat itu adalah teman dekatku, entah mengapa rasanya sulit untuk dipercaya.

"Kau baik-baik saja?" bisik Kayano tiba-tiba.

Aku memiringkan kepala, bingung. "Kenapa kau tiba-tiba bertanya seperti itu?"

"Itu ... aku khawatir kau mungkin cemburu karena ada banyak gadis yang menyukainya."

Aku menghela napas sambil tersenyum tipis, "Kau tahu kan kami sudah sepakat untuk hanya menjadi teman, aku tidak punya hak untuk cemburu."

"Arami ...."

Prok! Prok! Prok!

Aku tidak suka pembahasan ini, untunglah berakhirnya pidato Chris mampu mengalihkan pembicaraan.

Setelah itu, seorang guru naik ke atas podium dan mengumumkan agenda berikutnya. Untuk tiga hari pertama ini kami akan melewati masa orientasi.

Murid tingkat Senior sudah diperbolehkan untuk menggunakan harph, oleh karena itu pembagian kelas pun akan dibagi berdasarkan kemampuan mengendalikan harph.

Wozry : The Green Fire Harph ✔ [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang