Ch.35"It's All Over Now"[END]

295 24 8
                                    

Selamat membaca!^^

**___________________________**

"Mari kita mulai rencana ini!"

Aku dan Paman Jolin membentuk bola air yang amat besar di atas pohon-pohon di hutan ini. Aku mengerahkan seluruh kemampuanku supaya bisa mengimbangi Paman Jolin, sang ketua harph air murni. Setelah gumpalan air terbentuk menutupi sebagian besar hutan ini, Kayano, Paman Satoshi, dan Papaku mengeluarkan kekuatan kedua mereka dan menyatukannya dengan air yang aku dan Paman Jolin buat. Siapapun atau apapun yang terkena air itu, akan terkena dampak kekuatan kedua yang sudah mereka masukkan kedalamnya.

Kami berniat membuat hujan badai supaya air tersebut mengenai seluruh wilayah di negeri ini, tentu saja hal tersebut dapat terjadi dengan bantuan para ketua harph murni.

DUARR!!

Nampaknya Harph Api Hijau mulai menyadari keberadaan kami karena gumpalan air yang sangat besar ini menutupi seluruh markas mereka dari sinar matahari, tentu saja itu sangat menarik perhatian.

Kak Freya dengan lincahnya berlari kesana-kemari sambil melemparkan bola apinya dan menghindar. Sedangkan Hazzel membuat tameng dari apinya supaya serangan pasukan Harph Api Hijau tidak mengganggu rencana kami.

Kini giliran Christ dan Paman Algraf, mereka membuat badai dari harph angin yang setiap detiknya terus bertambah besar. Awan-awan hitam mulai berkumpul di atas kami, juga kesiur angin yang menerbangkan benda-benda kecil termasuk dedaunan. Rambutku berkibar kesana-kemari menghalangi pandanganku. Uh, seharusnya aku mengikat rambutku sebelum ini dimulai.

"Apa yang kalian lakukan di dekat markasku?"

Kami menoleh ke sumber suara, Haruka berjalan dengan santainya mendekati kami. Di belakangnya, Kage tampak mengikuti. Hazzel dan Paman Algraf segera menghalangi kedua orang itu disaat kak Freya sibuk menghabisi pasukan mereka.

"Cepat gabungkan air dengan badainya!" teriak Papa dari posisinya.

Kami mengangguk. Aku kembali berkonsentrasi untuk mengangkat gumpalan air raksasa itu menuju awan hitam. Christ dan Paman Genha terus memperbesar badai angin serta mengumpulkan lebih banyak lagi awan hitam. Begitu gumpalan air, badai, dan awan hitam bertemu, halilintar segera menyambar-nyambar. Beberapa detik setelah petir berhenti menyambar, hujan deras pun turun diseluruh negeri ini.

Kayano dan Paman Algraf segera membuat tameng dari tanah dan melindungi kami dari hujan badai tersebut, menyisakan pasukan Harph Api Hijau diluar sana yang terkena badai ganas. Christ dan Paman Genha masih menjaga harph mereka supaya tidak surut dan membuat beberapa topan kecil di sekeliling kami supaya Harph Api Hijau tidak dapat menghancurkan tameng kami, juga untuk menghancurkan markas mereka yang letaknya tak jauh dari sini.

Belum saatnya menghela napas lega, petir menyambar-nyambar dengan penuh amarah diluar sana. Aku khawatir badai yang kami buat ini terlalu besar sampai-sampai menghancurkan beberapa rumah maupun menumbangkan beberapa pohon. Tapi kami memang harus melakukannya supaya ini semua dapat berakhir.

Aku duduk meringkuk di sudut tameng yang berbentuk kubah ini. Bagaimana kalau kejadian ini memakan banyak korban jiwa? Aku takut badai ini membunuh orang-orang yang tidak bersalah di luar sana, di suatu tempat di negara ini, atau mungkin seseorang yang menunggu kepulangan kami dari sini.

Sebuah tepukan hangat mendarat di kepalaku.

"Jangan khawatir, kita pasti baik-baik saja." ucap Christ dengan senyum khas miliknya itu.

"Bukan itu yang kukhawatirkan, melainkan orang-orang tidak bersalah yang mungkin menderita karena badai ini." jawabku murung. Aku benar-benar merasa bersalah.

Wozry : The Green Fire Harph ✔ [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang