Ch.1"Arami"

822 86 7
                                    

Selamat membaca!^^

**_______________________________**

"Pakai sabuk pengamannya."

"Sudah, suster."

Suster Himaru menatapku seraya bergeleng-geleng. "Jangan panggil aku suster lagi. Hubungan kita sudah bukan pasien dan perawat, jadi mulai sekarang panggil aku 'Kakak', oke?" ujarnya seraya menginjak gas sehingga mobil mulai berjalan.

"Baik."

Ia tersenyum saat melirikku sekilas sebelum pandangannya kembali fokus ke jalanan. Mobil melaju kencang di jalanan yang tak begitu ramai ini. Jika kulihat berdasarkan petunjuk jalan yang kami lalui, sepertinya alamat yang tertera di surat berada di luar perkotaan.

"Ah, aku baru teringat sesuatu." ucapku tiba-tiba, "Bagaimana dengan biaya rumah sakitnya?"

"Tenang saja, semua biaya perawatan korban penyerangan Harph Api Hijau akan ditanggung oleh pemerintah. Tapi kau adalah korban pertama yang kehilangan ingatan setelah diserang oleh mereka, pihak rumah sakit sedang menyelidiki mengenai hal ini. Para dokter khawatir jika Harph Api Hijau memiliki metode penyerangan baru yang membuat korbannya hilang ingatan."

Aku tersenyum masam setelah mendengarnya. Mungkin itu kekhawatiran yang sia-sia. Lagipula hilang ingatan ini bukan karena penyerangan saat itu, melainkan karena ayahku sendiri yang mengambilnya. Hanya saja aku tidak bisa memberi tahu Kak Himaru bahwa penyebabnya tertulis di surat yang berubah setelah kurendam dalam air. Aku harus merahasiakan isi surat itu, juga merahasiakan kekuatan kedua milikku disaat aku sendiri bahkan tidak mengetahui kekuatan apa itu.

"Jalannya lengang sekali." ucapku ketika mengamati keadaan di luar jendela mobil.

Di sebelah kanan terdapat hutan pohon pinus sedangkan di bagian kiri jalan terdapat perkebunan diselingi beberapa rumah. Padahal baru satu jam yang lalu pemandangan di sekitar adalah bangunan-bangunan yang menjulang tinggi. Sepertinya sekarang kami sudah berada di daerah pinggir kota.

Tak lama kemudian aku melihat tiga buah bangunan yang sangat besar dan megah di pinggir jalan dengan gerbang masuk yang besar dan tinggi. Rasanya aneh melihat bangunan sebagus itu di pedesaan.

"Bagus, bukan?" tanya Kak Himaru ketika melihatku sibuk memerhatikan bangunan tersebut. Aku mengangguk-angguk seraya terus memerhatikan bangunan itu sampai mobil melewatinya. "Itu Akademi Virtute, sekolah elite khusus untuk murid berharph murni. Dulu aku sangat ingin masuk ke sana, tetapi sayangnya harphku bukan salah satu dari empat harph murni." sambungnya diiringi dengan kekehan kecil di akhir.

Seingatku, aliran harph murni itu ada empat, yaitu air, tanah, udara, dan api. Sisa 96 harph lainnya merupakan aliran campuran, bahkan ada beberapa diantaranya yang sudah mulai langka. Ah kalau dipikir-pikir, ibuku pernah membahas mengenai harph air di dalam surat, apa jangan-jangan aku juga termasuk ke dalam harph murni?

Laju mobil kian melambat ketika kami hampir sampai. Kak Himaru menginjak pedal rem dan kami berhenti di depan sebuah rumah bercat putih. Alamatnya persis seperti yang tertera di dalam surat.

"Ah, seharusnya kita membeli makanan dulu sebelum datang kemari. Kalau begitu, kau masuk duluan. Aku akan segera kembali setelah membeli makanan di minimarket terdekat."

Aku melepas sabuk pengaman dan turun dari mobil. Ketika mesin mobil kembali menyala, aku tiba-tiba teringat sesuatu.

"Tu-tunggu, kak." sahutku sebelum Kak Himaru menutup jendela mobil yang tadi dibuka lebar olehnya. "Apa di mobil ada air?"

Wozry : The Green Fire Harph ✔ [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang